Ahad 09 Oct 2022 13:40 WIB

Dorong Angkatan Perang Indonesia Diperkuat, Hasto: Jangan Sampai Dikerdilkan Negara Lain

pemikiran geopolitik Bung Karno sangat relevan terhadap pertahanan negara.

Rep: Febrianto Adi Saputro/ Red: Muhammad Fakhruddin
Dorong Angkatan Perang Indonesia Diperkuat, Hasto: Jangan Sampai Dikerdilkan Negara Lain (ilustrasi).
Foto: ANTARA/Budi Candra Setya
Dorong Angkatan Perang Indonesia Diperkuat, Hasto: Jangan Sampai Dikerdilkan Negara Lain (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto menekankan pentingnya memperkuat angkatan perang Indonesia. Hal itu disampaikan Hasto di Talkshow HUT ke-77 'TNI adalah Kita: Sejarah, Kepeloporan dan Desain Masa Depan TNI'. 

Hasto menyampaikan PDI Perjuangan memiliki komitmen dalam menjaga tegaknya negara Pancasila berdasarkan UUD 1945 kebhinnekaan Indonesia dan juga NKRI. Menurut Hasto, Indonesia merupakan negara besar, yang tidak boleh dikerdilkan oleh negara-negara lain.

Baca Juga

"Kita adalah negara besar dan seharusnya kekuatan angkatan perang kita terus bangun sehingga kita tidak mudah itu dikerdilkan negara-negara tetangga kita," ujar Hasto, Ahad (9/10).

Hasto mengatakan pemikiran geopolitik Bung Karno sangat relevan terhadap pertahanan negara. Sehingga, gambaran postur sistem pertahanan itu betul betul harus sesuai kondisi geografis Indonesia. Pemikiran Bung Karno tersebut selalu diingatkan oleh Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri.

"Karena kita adalah negara maritim, kita bukan kontinental itu yang selalu diingatkan oleh Bu Mega. Kita melihat bahwa apa yang disampaikan Bu Mega tentang kepeloporan TNI memang merangkai suatu imajinasi bagaimana negara Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, negara maritim, posisi strategis di antara dua benua, dua samudera," ujarnya.

Hasto juga menekankan, bagaimana pentingnya agar tidak menarik TNI ke politik. Ia mencontohkan, bagaimana Megawati saat menjabat sebagai Presiden RI ke-5 tidak pernah menarik TNI ke politik. 

"Ketika berhadapan dengan pemerintahan Orde Baru, Bu Mega banyak sekali mendapatkan tekanan dari alat-alat negara. Kejaksaan kepolisian TNI itu semua dipakai untuk menekan Bu Mega tetapi hebatnya Bu Mega tidak melakukan berbagai bentuk yang justru memperkuat disintegrasi," kata Hasto.

"Saat itu, justru  Ibu Megawati mengambil langkah-langkah rekonsiliasi bahkan saat itu ketika Pak Harto dihujat Bu Mega mengatakan stop hujat Pak Harto. Maka saat itu Bu Mega merangkul dengan politik rekonsiliasi. Purnawirawan TNI banyak yang ditempatkan pada jabatan-jabatan strategis itu," imbuhnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement