Jumat 07 Oct 2022 08:26 WIB

Wakil Ketua Dewan Pengarah BPIP Buka Seminar Budaya “Tri Tangtu Di Buana”

Tri Tangtu Di Buana mempunyai relevansi yang kuat dengan cara membangun kesalehan

 Wakil Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Jenderal TNI (Purn) Try Sutrisno membuka secara resmi acara Seminar Budaya Nusantara yang diselenggarakan atas kerja sama BPIP dengan Forum Silaturahmi Keraton Nusantara (FSKN), Fakultas Ilmu Budaya (FIB) UI dan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UI, di Kampus Universitas Indonesia Depok Jawa Barat, Kamis (6/10/2022).
Foto: BPIP
Wakil Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Jenderal TNI (Purn) Try Sutrisno membuka secara resmi acara Seminar Budaya Nusantara yang diselenggarakan atas kerja sama BPIP dengan Forum Silaturahmi Keraton Nusantara (FSKN), Fakultas Ilmu Budaya (FIB) UI dan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UI, di Kampus Universitas Indonesia Depok Jawa Barat, Kamis (6/10/2022).

REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Wakil Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Jenderal TNI (Purn) Try Sutrisno membuka secara resmi acara Seminar Budaya Nusantara yang diselenggarakan atas kerja sama BPIP dengan Forum Silaturahmi Keraton Nusantara (FSKN), Fakultas Ilmu Budaya (FIB) UI dan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UI, di Kampus Universitas Indonesia Depok Jawa Barat, Kamis (6/10/2022).

Acara Seminar Budaya Nusantara tersebut bertujuan mengangkat nilai-nilai luhur dari Keraton-keraton di bumi Nusantara, yang pada kesempatan ini mengambil tema “Tri Tangtu di Buana”, sebuah falsafah dari Kerajaan Sunda-Galuh, Ciamis Jawa Barat.

Baca Juga

Jenderal TNI (Purn) Try Sutrisno yang juga di dampingi oleh Wakil Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila, Karjono, dalam sambutannya menyampaikan “Tri Tangtu Di Buana” merupakan salah satu falsafah budaya Galuh yang dapat dibuktikan keberadaannya melalui situs-situs budaya yang ada di Galuh, Ciamis. Falsafan tersebut juga dikatakan Jenderal Try sebagai nilai-nilai luhur yang berhasil diramu dan dirumuskan menjadi Pancasila.

“Bahwa Pancasila digali dari akar budaya yang jadi falsafah-falsafah lokal yang ada di bumi nusantara," ujarnya dalam siaran pers.

photo
Wakil Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Jenderal TNI (Purn) Try Sutrisno membuka secara resmi acara Seminar Budaya Nusantara yang diselenggarakan atas kerja sama BPIP dengan Forum Silaturahmi Keraton Nusantara (FSKN), Fakultas Ilmu Budaya (FIB) UI dan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UI, di Kampus Universitas Indonesia Depok Jawa Barat, Kamis (6/10/2022). - (BPIP)

 

"Tri Tang Tu Di Buana” sendiri merupakan falsafah budaya Sunda-Galuh dalam mengelola hubungan antarmanusia dengan alam semesta dan Sang Pencipta, yang terbagi menjadi tiga kontekstual fungsi yaitu Rama (legislatif), Ratu (eksekutif) dan Resi (yudikatif). “Falsafah ini terkenal sebagai tiga lembaga yang mengatur dalam menjalankan pemerintahan di kerajaan Galuh. Ini hebat, yang kita kenal dengan Trias Politica, ternyata nenek moyang kita sudah membuat ini sejak dahulu dan kita patut bangga dan bersyukur bahwa di zaman modern ini, sesungguhnya telah ada dan diterapkan oleh nenek moyang kita dengan memahami Tri Tangtu Di Buana sebagai falsafah lokal,” jelasnya.

Senada dengan itu, Bupati Ciamis yang diwakili oleh Sekretaris Daerah Kabupaten Ciamis, Tatang, mengatakan bahwa konsep “Tri Tangtu Di Buana” adalah sebagai konsep khasanah tradisi berupa cara berpikir atau falsafah hidup yang hidup dalam masyarakat tradisional sunda dan juga merupakan ilmu pengetahuan dan kearifan masa lalu karya nenek moyang masyarakat Sunda yang masih relevan dengan kondisi dan situasi saat ini yang diharapkan mampu melahirkan solusi keberlangsungan hidup bangsa.

“Konsep 'Tri Tangtu Di Buana' mempunyai relevansi yang kuat dengan bagaimana cara membangun kesalehan individual dan sosial dalam masyarakat pada saat ini,” ujarnya, dalam siaran pers.

Sementara itu, Ketua Umum FSKN, Brigjen Mapparessa, Karaeng Turikale VIII, Maros Sulawesi Selatan mengatakan bahwa Seminar Budaya Nusantara akan diselenggarkan rutin oleh FSKN sebagai manifestasi peran kontributif dalam upaya pelestarian dan pemajuan kebudayaan nasional yang bersumber dari nilai-nilai luhur budaya Keraton-keraton Nusantara sebagai epicentrum kebudayaan dalam rangka mendukung program Pemerintah sebagaimana diamanatkan dalam UU No 5 tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan.

“Beberpa nilai-nilai luhur yang telah diwariskan, harus kita jaga, harus kita kembangkan dan kita wariskan kembali kepada anak-cucu kita,” ujarnya.

Diharapkan dengan terselenggaranya acara Seminar Budaya Nusantara ini dapat lebih membangun wawasan budaya bangsa, terutama generasi muda penerus bangsa, agar tidak terputus dari mata rantai perjalanan emas sejarah leluhur pendiri bangsa.

Seminar Budaya Nusantara ini dihadiri pula oleh Dirjen Kebudayaan Hilmar Farid, Dekan FIB UI Bondan Kanumoyoso, Dekan FISIP UI Prof Semiarto Aji Purwanto serta menampilkan beberapa narasumber dari FIB UI Prof Agus Aris Munandar, Alfonsus Sutarno, dari FISIP UI, Yat Rospia Brata dan Ilham Purwa dari Universitas Galuh Ciamis.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement