REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Polres Metro Jakarta Selatan melakukan penyisiran di lokasi tembok Madrasah TsanawiyahNegeri (MTsN) 19 Pondok Labu, Cilandak, yang ambruk dan menyebabkan tiga siswa meninggal dunia. Selain itu polisi juga melakukan pengamanan sejumlah aset dan barang milik sekolah yang belum dievakuasi.
"Prioritas malam ini adalah mengamankan tempat kejadian perkara (TKP) dan mengamankan aset dan barang-barang di sekolah dan penyisiran di TKP," kata Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Pol Ade Ary Syam Indradi di Jakarta, Kamis.
Ade juga mengatakan pihak kepolisian belum bisa berbicara soal olah tempat kejadian perkara (TKP) maupun penyelidikan terkait tembok ambruk tersebut. Dia mengatakan saat ini seluruh jajaran kepolisian bersama TNI dan pemerintah daerah masih fokus untuk menangani korban tewas dan korban luka. "Saat ini kami fokus penanganan korban dulu dan pengamanan aset sekolah," ujar Ade.
Diketahui, sebanyak tiga orang tewas dan tiga orang lainnya menderita luka-luka akibat tertimpa tembok MTsN 19 yang ambruk akibat banjir pada Kamis sekitar pukul 14.50 WIB. Semua korban yang dilarikan ke Rumah Sakit Prikasih.
Camat Cilandak Djaharuddin menduga penyebab tembok ambruk di Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) 19, Pondok Labu, Jakarta Selatan, akibat debit air meningkat dan arus yang deras.
"Roboh tembok pembatas sekolah, anak-anak lagi bermain saat hujan. Iya tembok terseret arus banjir kemudian roboh," kata Djaharuddin saat dikonfirmasi di Jakarta, Kamis.
Djaharuddin juga mengatakan sekolah tersebut diduga mengalami kebanjiran karena letaknya berada di cekungan.