REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dosen Universitas Indonesia Ade Armando membuat video yang menyalahkan pendukung suporter Arema, yaitu Aremania dalam tragedi di Stadion Kanjuruhan, Kepanjen, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Sabtu (1/10/2022) malam WIB. Berdasarkan keterangan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, korban tewas sebanyak 125 orang, termasuk dua polisi.
Banyak pihak menyebutkan, banyaknya suporter yang merenggang nyawa akibat tindakan aparat menembakkan gas air mata. Penonton di tribun yang panik berusaha keluar stadion, namun pintu terkunci. Akhirnya banyak yang berdesak-desakan hingga kehabisan napas dan meninggal.
Dalam video yang diunggah Cokro TV, Ade menuding jika ada upaya sengaja untuk mengarahkan telunjuk kepada kepolisian. Karena itu, ia mengajak semua pihak untuk bersikap objektif dalam menyikapi tragedi di Stadion Kanjuruhan.
"Apa yang sih yang dimaksud dengan tindakan represif, pelanggaran profesionalisme, atau bahkan pelanggaran HAM yang dilakukan kepolisian. Apakah polisi memukuli suporter, menganiaya, menembaki para pendukung Arema? Sama sekali tidak ada," kata Ade dikutip Republika di Jakarta, Selasa (4/10/2022).
Menurut Ade, yang menjadi masalah adalah Aremania. "Suporter Arema yang sok jagoan melanggar semua peraturan dalam stadion, dengan gaya preman masuk ke lapangan, petentengan. Dalam pandangan saya, polisi sudah melaksanakan kewajibannya," kata Ade.
Potongan video Ade tersebut bertebaran di lini masa hingga viral. Sayangnya, komentar warganet rata-rata mengencam pendapat Ade. Akun Twitter @iPhyM termasuk yang mengunggah ulang video Ade pun mendapatkan ratusan komentar, yang isinya menyerang balik argumen Ade.
Akun @OnlyFrens juga mengunggah video Ade yang menyalahkan suporter Aremania. "Narasi yang menyalahkan supporter Arema FC sudah disebarkan oleh Buzzerp, termasuk Ade Armando," kata pemilik akun tersebut.
Halo bos! Anda tidak tau kondisi yang sesungguhnya di dalam Stadion! Keparat! #UsutTuntas pic.twitter.com/MloIZ1h9W2
— #USUTTUNTAS (@iPhyM) October 3, 2022