Senin 03 Oct 2022 19:20 WIB

Mensos Tuntaskan Penyaluran Santunan Ahli Waris Tragedi Kanjuruhan

Ahli waris ingin dibantu mandiri agar tak tergantung pada bantuan sosial.

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Ilham Tirta
Mensos Tri Rismaharini bersama Menko PMK Muhadjir Effendi (Kanan) menyapa warga saat penyerahan bansos di Kantor Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang, Jawa Timur, Senin (3/10/2022). Mensos Tri Rismaharini bersama Menko PMK Muhadjir Effendi dan Wakil Ketua MPR Ahmad Basarah menyampaikan belasungkawa sekaligus menyerahkan secara langsung bansos berupa uang tunai dan sembako kepada sejumlah keluarga korban tragedi Kanjuruhan di wilayah tersebut.
Foto: ANTARA/Irfan Anshori
Mensos Tri Rismaharini bersama Menko PMK Muhadjir Effendi (Kanan) menyapa warga saat penyerahan bansos di Kantor Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang, Jawa Timur, Senin (3/10/2022). Mensos Tri Rismaharini bersama Menko PMK Muhadjir Effendi dan Wakil Ketua MPR Ahmad Basarah menyampaikan belasungkawa sekaligus menyerahkan secara langsung bansos berupa uang tunai dan sembako kepada sejumlah keluarga korban tragedi Kanjuruhan di wilayah tersebut.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Sosial, Tri Rismaharini mengaku penyaluran santunan bagi 125 ahli waris tragedi Kanjuruhan di Kota dan Kabupaten Malang telah tuntas. Penyaluran santunan di pusatkan di tujuh kecamatan dengan menghadirkan ahli waris atau saudara yang mewakili.

Di Kota Malang, Mensos menemui ahli waris di Kecamatan Lowokwaru dan Kecamatan Klojen. Di Kabupaten Malang, Risma menemui ahli waris di Kecamatan Singosari, Gondang Legi, Sumberpucung, Kepanjen dan Tajinan.

Baca Juga

"Santunan ini bukan mengganti (yang meninggal), tetapi bukti perhatian kami kepada bapak/ibu sekalian dari pemerintah," katanya kepada awak media saat ditemui di Kecamatan Klojen, Kota Malang, Senin (3/10/2022).

Mensos juga menghaturkan belasungkawa kepada para ahli waris. Ia berharap mereka dan keluarga tidak larut dalam kesedihan. "Kita makhluk yang beriman, bahwa Allah memang sudah meminta kembali titipannya. Apapun kehendak Allah kita enggak bisa cegah," katanya.

Masing-masing ahli waris menerima santunan sebesar Rp 15 juta/korban dan paket sembako. Tidak sampai di situ, Risma juga mengerahkan para psikolog dari Sentra Terpadu/Sentra milik Kementerian Sosial untuk memberikan Layanan Dukungan Psikososial (LDP).

"Ya, kami sudah berjalan untuk melakukan pendampingan. Staf saya sudah turun ke lapangan. Kami sedang dampingi keluarga korban di rumah mereka masing-masing," kata dia.

Anak dari korban Iwan Junaedi, Silvia Ariel Oktaviani berharap kedepan dirinya dan keluarga bisa mendapatkan perhatian dari pemerintah untuk kelanjutan hidup mereka. Setelah ayahnya meninggal, Silvia tidak ingin bergantung pada bantuan sosial.

"Keluarga saya perlu motivasi agar tidak bergantung pada bantuan sosial, kami ingin bisa usaha sendiri," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement