Senin 03 Oct 2022 06:54 WIB

Tragedi Kanjuruhan, SKI Sarankan Tim Pencari Fakta Independen 

Tim pencari fakta independen untuk investigasi penyebab dan aktor Kanjuruhan

Sejumlah lilin dinyalakan di depan Patung Singa Stadion Kanjuruhan, Malang, jawa Timur, Minggu (2/10/2022). Sejumlah suporter Arema FC dan warga menyalakan lilin di depan Patung Singa Stadion Kanjuruhan sebagai bentuk duka cita atas jatuhnya korban dalam kerusuhan yang terjadi di stadion itu.
Foto: ANTARA FOTO/Zabur Karuru
Sejumlah lilin dinyalakan di depan Patung Singa Stadion Kanjuruhan, Malang, jawa Timur, Minggu (2/10/2022). Sejumlah suporter Arema FC dan warga menyalakan lilin di depan Patung Singa Stadion Kanjuruhan sebagai bentuk duka cita atas jatuhnya korban dalam kerusuhan yang terjadi di stadion itu.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA- Tragedi kemanusiaan yang merenggut 153 nyawa penonton sepakbola di Stadion Kanjuruhan, Malang (2/10/2022) menyisakan kepedihan yang mendalam bagi seluruh lapiran masyarakat. 

Peristiwa memilukan yang terjadi pada peringatan Hari Kesaktian Pancasila itu hendaknya menjadi bahan refleksi bersama agar tak terulang kembali di kemudian hari. 

Baca Juga

Hal tersebut diungkapkan Sekjen Sekretariat Kolaborasi Indonesia (SKI), Raharja Waluya Jati, dalam keterangan tertulisnya, Senin (3/10/2022). 

Menurut Jati, SKI mendorong agar pemerintah melakukan pengusutan yang transparan dan tuntas mengenai penyebab terjadinya korban jiwa yang besar dalam peristiwa tersebut.  

”Pemerintah semestinya menguraikan tragedi Kanjuruhan secara saintifik dan obyektif, juga memproses pihak yang harus bertanggungjawab, secara pribadi maupun institusi,” ujarnya. 

Dalam pandangan organisasi masyarakat pendukung Anies Baswedan itu, momen peringatan Hari Kesaktian Pancasila seharusnya dapat menjadi pendorong bagi negara untuk mengusut  terjadinya tragedi kemanusiaan itu secara serius. 

”Kami mengusulkan tim pencari fakta independen untuk menginvestasi tragedi yang disebut-sebut terbesar kedua dalam sejarah sepakbola di dunia itu. Keseriusan pengusutan tragedi Kanjuruhan akan membuktikan bahwa Pancasila masih menjadi ideologi kerja para pejabat publik,” lanjutnya. 

Jati menambahkan, pertanggungjawaban dari otoritas sepakbola dan pihak keamanan yang berwenang juga perlu disampaikan secara terbuka untuk menunjukkan masih dijunjung tingginya integritas dalam ranah kepemimpinan publik di Indonesia. 

”Di saat institusi penegak hukum mendapatkan banyak sorotan tajam atas berbagai kasus penyalahgunaan wewenang, investigasi menyeluruh terhadap tragedi Kanjuruhan dapat menjadi titik awal untuk mengembalikan kepercayaan publik,” kata dia.  

Jati mengingatkan, kegagalan mengantisipasi potensi gangguan keamanan pasca pertandingan sepakbola antara Arema melawan Persebaya itu akan membuat Indonesia menjadi sasaran kritik dunia internasional. 

Apalagi, dalam beberapa pekan ke depan, Indonesia menjadi tuan rumah pertemuan G20 yang menuntut kesempurnaan penjagaan keamanan. 

”Kami berharap pemerintah segera mengevaluasi celah-celah yang memungkinkan terjadinya tragedi Kanjuruhan sebagai bahan masukan untuk menyempurnakan antisipasi dan penanganan gangguan keamanan dan ketertiban di dalam negeri,” jelasnya. 

Di samping menyoroti isu pengusutan kasus dan kebijakan keamanan, SKI berharap agar dunia persepakbolaan Indonesia dapat segera pulih dan bangkit dari trauma mendalam atas peristiwa tersebut. 

”Sesuai yang kita dengar, kompetisi sepakbola akan dihentikan sementara waktu sembari dilakukan investigasi. Teman-teman pecinta sepabola seluruh Indonesia perlu mengawal agar investigasi tersebut berjalan sesuai harapan masyarakat,” kata Jati.  

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement