REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Kepala Divisi Sekretaris Perusahaan PT Transportasi Jakarta (Transjakarta) Anang Rizkani Noor mengatakan, ada kenaikan jumlah pelanggan Transjakarta dalam sebulan terakhir atau setelah harga bahan bakar minyak (BBM) naik. Kenaikan itu, kata dia, mencapai hingga 10 persen dari sebelumnya.
Anang menyebut, Transjakarta sejauh ini tidak meningkatkan tarif layanan meski harga BBM naik. Upaya yang dilakukan Transjakarta, kata dia, fokus membuka rute baru, penambahan jam layanan dan operasional hingga peningkatan jumlah armada.
“Meski harga BBM naik, tarif Transjakarta tetap Rp 3.500 untuk seluruh layanan koridor maupun nonkoridor, Rp 0 untuk layanan Mikrotrans dan bus tingkat, serta Rp 20 ribu untuk layanan premium Royaltrans,” kata Anang.
Dia menilai penambahan jumlah pelanggan itu membuktikan minat publik untuk beralih menggunakan transportasi umum. Meski demikian, peningkatan jumlah pelanggan ini, dinilainya dibarengi dengan upaya Transjakarta dalam memperluas jangkauan layanan.
“Dengan begitu, secara tidak langsung telah berkontribusi pada pengurangan emisi karbon,” katanya.
Dia berharap, bisa mendukung target Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta untuk menyediakan akses layanan transportasi umum hingga 95 persen dari cakupan wilayah. Transjakarta, kata dia, akan terus melakukan peningkatan layanan dan akses transportasi bagi warga.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo menaikkan harga BBM jenis Pertalite, Solar, hingga Pertamax. Khusus Pertalite naik dari sebelumnya Rp 7.650 kini menjadi Rp 10 ribu per liter. Solar dari Rp 5.150 menjadi Rp 7.200 per liter. Pertamax dari Rp 12.500 naik jadi Rp 14.500.