Selasa 27 Sep 2022 16:40 WIB

Jokowi Bisa Maju Cawapres, PPP: Secara Etika Apakah Pantas?

Keinginan untuk maju kembali di 2024 sebagai cawapres adalah hak politik Jokowi.

Rep: Nawir Arsyad Akbar/ Red: Indira Rezkisari
Sekretaris Fraksi PPP DPR Achmad Baidowi mengatakan, tidak ada aturan yang melarang Presiden Jokowi maju sebagai cawapres di 2024.
Foto: Republika/Nawir Arsyad Akbar
Sekretaris Fraksi PPP DPR Achmad Baidowi mengatakan, tidak ada aturan yang melarang Presiden Jokowi maju sebagai cawapres di 2024.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Fraksi PPP DPR Achmad Baidowi mengatakan, undang-undang tak melarang Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk maju sebagai calon wakil presiden (cawapres) pada pemilihan presiden (Pilpres) 2024. Namun, ia mempertanyakan etika politik terkait hal tersebut.

"Itu hak politik ya, kembali ke Pak Jokowi apakah mau atau tidak, tapi secara etika politik ya tergantung beliau. Kalau secara undang-undang tidak ada larangan, cuma apakah iya apakah pantas?" ujar Baidowi di Gedung Nusantata III, Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (27/9/2022).

Baca Juga

Kendati demikian, keputusan untuk menjadi cawapres atau tidak tetap berada di tangan Jokowi. Namun, ia menyampaikan sekali lagi ihwal etika politik jika hal tersebut benar terjadi.

"Semua kembali ke Pak Jokowi, apakah beliau akan mengambil peluang itu atau beliau ya legowo, biasalah dengan ketentuan perundang-undangan yang ada. Secara undang-undang tidak ada yang dilanggar, tapi ya sekali lagi, kembali lagi," ujar Baidowi.

Kemarin, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto menanggapi santai isu terkait dipasangkannya dirinya dengan Jokowi sebagai cawapres pada Pilpres 2024. Namun kali ini, Menteri Pertahanan tersebut menyebut bahwa itu adalah sebuah kemungkinan.

"Ya sebuah kemungkinan, ada saja," singkat Prabowo usai rapat kerja tertutup dengan Komisi I DPR.

Ketua DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Said Abdullah menanggapi pernyataan singkat Prabowo soal Jokowi mungkin saja menjadi cawapresnya. Menurutnya, Jokowi memiliki martabat dan menolak peluang untuk mengisi posisi tersebut.

"Hemat saya Pak Jokowi tidak serendah itu, beliau punya martabat, beliau punya legacy, dan beliau itu bukan orang yang gila kekuasaan. Itu tidak mungkin terjadi," ujar Said.

Jokowi, sebut Said, juga sudah mewariskan banyak hal selama dua periode kepemimpinannya sejak 2014. Meskipun belum mengeluarkan pernyataan menolak, mantan wali kota Solo itu diyakininya tak akan mengambil posisi cawapres di pemilihan presiden (Pilpres) 2024.

"Legacy Pak Presiden pada 2024 itu akan selalu dikenang oleh publik, masa beliau sudah sedemikian rupa tiba-tiba beliau ditarik untuk jadi (calon) wapres, ya tidak mungkin dan tidak masuk akal," ujar Said.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement