Ahad 25 Sep 2022 19:00 WIB

Congklak dan Patok Lele Kini Kalah Populer dengan Handphone

Anak-anak saat ini lebih asyik bermain handphone sebagai teman bermain.

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Agung Sasongko
Sejumlah anak bermain permainan dakon atau congklak pada Festival Dolanan Tradisional Anak 2022 di Klaten, Jawa Tengah, Sabtu (27/8/2022). Festival Dolanan Tradisional Anak 2022 yang diikuti siswa taman kanak-kanak dan sekolah dasar itu bertujuan untuk melatih perkembangan anak dan kekompakan serta melestarikan permainan tradisional yang kini semakin terpinggirkan oleh pesatnya perkembangan teknologi.
Foto: ANTARA/Aloysius Jarot Nugroho
Sejumlah anak bermain permainan dakon atau congklak pada Festival Dolanan Tradisional Anak 2022 di Klaten, Jawa Tengah, Sabtu (27/8/2022). Festival Dolanan Tradisional Anak 2022 yang diikuti siswa taman kanak-kanak dan sekolah dasar itu bertujuan untuk melatih perkembangan anak dan kekompakan serta melestarikan permainan tradisional yang kini semakin terpinggirkan oleh pesatnya perkembangan teknologi.

REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON – Perkembangan teknologi digital, salah satunya berupa hadirnya handphone, telah merubah berbagai sendi kehidupan masyarakat. Termasuk dalam hal dolanan anak-anak.

Anak-anak saat ini lebih asyik bermain handphone sebagai teman bermain dibandingkan melakukan berbagai permainan tradisional. Karena itu, mereka tak lagi mengenal permainan tradisional, yang lazim dimainkan orang tua mereka di masa kecil.

Baca Juga

Hal itu seperti yang terlihat dalam kegiatan Pokok Dolanan yang diselenggarakan oleh Lesbumi PCNU Kabupaten Cirebon dan Komite Permainan Rakyat dan Olahraga Tradisional Indonesia (KPOTI) Kabupaten Cirebon, Sabtu (24/9). Banyak anak-anak yang mengaku tidak mengenal dan belum pernah memainkan permainan tradisional.

Seperti Moza (10) misalnya. Bocah siswi SDN 3 Klayan Kecamatan Gunungjati Kabupaten Cirebon itu terlihat kebingungan saat mencoba untuk bermain congklak. Beberapa kali, dia salah menggerakkan biji congklak dan malah mengisi lubang milik lawan.

Saat ditanya, Moza mengaku tidak begitu mengenal permainan congklak. Dia juga tidak tahu cara memainkan permainan tradisional yang sebenarnya cukup terkenal itu.

‘’Nggak mengerti cara mainnya. Belum pernah main,’’ tutur Moza.

Moza juga mengatakan baru tahu ada permainan bernama dam-daman. Bocah kelas lima SD itu baru mengenalnya di kegiatan Pojok Dolanan.

Moza pun merasa terhibur dan senang saat memainkan sejumlah permainan tradisional dalam kegiatan tersebut. Dia mengaku selama ini lebih sering bermain HP dibandingkan bermain permainan tradisional.

‘’Lebih sering mainan HP. Dam-daman dan congklak baru main di sini,’’ kata Moza.

Hal serupa juga disampaikan Reza. Bocah SD itu juga tidak mengenal patok lele atau glatik. Dia mengaku baru tahu permainan menggunakan kayu itu dalam kegiatan Pojok Dolanan.

Reza mengaku mengenal permainan engklek dan tarik tambang. Namun untuk permainan tradisional lainnya, dia mengaku banyak yang tidak dikenalnya.

 

‘’Kalau engklek tahu. Tapi kalau patok lele enggak kenal,’’ terang Reza. 

Sementara itu, Ketua Lesbumi PCNU Kabupaten Cirebon, Baequni mengatakan, kegiatan Pojok Dolanan itu merupakan bagian dari rangkaian acara pelantikan Pengurus PCNU Kabupaten Cirebon masa khidmah 2022-2027. 

Menurut Baequni, kegiatan itu bertujuan untuk melestarikan dan mengingatkan kembali tentang permainan anak yang hampir punah di Indonesia.

‘’Sekarang banyak anak-anak yang lebih memilih bermain HP. Karena itu, Pojok Dolanan kami adakan untuk kembali mengenalkan dan melestarikan dolanan tradisional,’’ cetus Baequni.

Dalam kegiatan tersebut, anak-anak bisa mengikuti lomba engklek, egrang, dam-daman, congklak, patok lele, tulup, bola bekel dan beraneka permainan lainnya. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement