REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG SELATAN -- Polisi masih memburu pelaku kasus dugaan pemerkosaan terhadap siswi kelas 4 SD di kawasan Cipayung, Ciputat, Tangerang Selatan (Tangsel), Banten. Tahapan pemeriksaan terhadap korban dan para saksi sudah dilakukan.
“Korban dan saksi-saksi sudah diperiksa. Perkara itu masih proses penyelidikan untuk mengungkap pelakunya,” kata Kasi Humas Polres Tangsel Ipda Galih saat dihubungi, Senin (19/9/2022).
Galih menerangkan, jumlah saksi dalam perkara tersebut yang sudah diperiksa sebanyak empat orang, di antaranya orang tua korban serta Ketua RT setempat. Dari keterangan para saksi serta bukti-bukti yang ada, pihaknya memastikan akan segera menangkap pelaku.
“Yang jelas perkara ini dari laporan yang kita terima adalah dugaan persetubuhan terhadap anak. Kami masih proses lidik untuk kemudian mengungkap pelaku,” tegasnya.
Kasus dugaan pemerkosaan tersebut diketahui viral di media sosial. Peristiwa itu terjadi pada Ahad (11/9/2022) saat korban sedang bermain, lalu dipanggil oleh pelaku yang pada saat itu tengah melintas di komplek. Aksi dugaan pemerkosaan itu pun terjadi yang mana pelaku melakukannya dengan cara meraba-raba alat vital korban.
Polisi telah mengantongi ciri-ciri pelaku melalui pendeteksian dalam rekaman close circuit television (CCTV). Yakni seorang pria menggunakan sepeda motor Honda Beat berwarna putih, lengkap dengan plat nomor, serta mengenakan helm. Namun, belakangan polisi mengungkap plat tersebut tidak sesuai alias palsu, sehingga perlu melakukan upaya pemeriksaan lebih lanjut.
Terpisah, Kepala Bidang Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) pada Dinas Pemberdayaan Masyarakat, Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DPMP3AKB) Kota Tangsel, Irma Safitri mengatakan, usai mendapatkan laporan pemerkosaan atau kekerasan seksual tersebut, pihaknya langsung mengunjungi korban untuk memberi pendampingan.
Irma menyebut korban memang sempat berada di rumah sakit pada Senin (12/9/2022) untuk melakukan visum dan dirawat sebentar di RS, lalu pada Selasa (13/9/2022) siang sudah pulang ke rumahnya. Menurut penuturannya, saat ditemui, korban sudah dalam kondisi biasa saja atau cenderung tidak mengalami trauma ataupun murung karena dinilai tidak memahami hal yang tengah dialaminya.
“Kondisinya lagi pemulihan karena ada luka ya. Tapi sudah tidak berdarah jadi tinggal masih pedih-pedih dikit. Sudah ada obat-obat yang diberikan sama dokter,” tuturnya.
Sementara itu, sambung Irma, kondisi orang tuanya cukup terguncang dan syok atas kejadian tersebut, namun berusaha untuk tegar. Justru sang anak yang karakternya dikenal bermental cukup kuat dan tomboy itu yang menguatkan orang tuanya.
“Tapi kan trauma dia belum muncul anak-anak kayak gitu. Kata psikolog (yang ikut memberi pendampingan, Red) munculnya nanti beberapa saat lagi, maksudnya bisa setahun atau kapan,” tuturnya.
Irma memastikan pihaknya terus melakukan pendampingan psikologis terhadap korban. Dia menyebut akan terus mengawal pemulihan trauma psikologinya serta kesehatannya hingga memberi bantuan hukum hingga tuntas.
“Pendampingan yang kami berikan psikologis dan konsultasi hukum. Saat ini polisi sudah melakukan penyelidikan dan nanti tinggal ada pemeriksaan alat bukti lagi, pemeriksaan psikolog nanti dilakukan lagi dan nanti sebagai alat bukti juga. Dipastikan pendampingan hukum akan sampai selesai dan sampai urusan sekolah pun kami datangi sekolahnya. Sekolahnya sudah paham, nanti dia akan belajar di rumah sampai sembuh,” jelasnya.