REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko mengapresiasi rencana desain pembangunan Masjid Agung Kubah Timah di Kota Pangkalpinang, Bangka Belitung. Masjid yang akan menjadi salah satu ikon Kota Pangkalpinang tersebut akan berdiri berdekatan dan menyatu dengan tempat ibadah agama lain, yakni Gereja Maranatha dan Kelenteng Fuk Tet Che.
“Ini sebuah cerminan khazanah Kota Pangkalpinang yang multietnis dan akan menjadi kunci untuk membangun peradaban,” kata Moeldoko saat peletakan batu pertama pembangunan Masjid Agung Kubah Timah Pangkalpinang, dikutip dari siaran pers KSP pada Sabtu (17/9).
Menurut Moeldoko, keberagaman adalah aset negara. Ia mengatakan, merawat keberagaman menjadi kunci utama untuk membangun sebuah peradaban. Karena itu, ia meminta agar masyarakat tidak lagi mempersolkan perbedaan etnis, suku, atau agama.
Ia kemudian menceritakan dirinya saat membangun Masjid Moeldoko di Kabupaten Jombang, di mana perancang pembangunan masjid adalah warga Bali dan beragama Hindu.
“Membangun peradaban itu tidak perlu lagi mempersoalkan perbedaan, siapa, dari mana, apa agamanya. Mari kita hilangkan sikap-sikap seperti itu kalau ingin Indonesia menjadi negara besar,” kata dia.
Moeldoko pun mengajak masyarakat Pangkalpinang untuk ikut berkontribusi dalam pembangunan Masjid Agung Kubah Timah, sehingga pembangunannya bisa cepat diselesaikan.
Pembangunan Masjid Agung Kubah Timah Pangkalpinang membutuhkan biaya sebesar Rp 64 miliar. Dari jumlah tersebut, anggaran sebesar Rp 35 miliar diambil dari APBD. Sedangkan sisanya dari donatur dan masyarakat sekitar Bangka Belitung.
Masjid akan menampung 200 jamaah dan dilengkapi dengan ruang Islamic Center, ruang kelas untuk pembelajaran Islam, dan ruang serba guna untuk kegiatan masyarakat.
“Saya berharap Masjid Kubah Timah akan menjadi pusat pendidikan karakter dan pusat kegiatan peradaban. Ini juga sebuah sebuah kesempatan bagi masyarakat untuk menjadi bagian sejarah, dengan berkontribusi pada pembangunan masjid,” kata Moeldoko.