Kamis 15 Sep 2022 09:07 WIB

Masduki Baidlowi: Eko Kuntadhi Mestinya Jadi Contoh Keadaban dalam Bermedsos

Pernyataan Eko Kuntadhi menambah citra buruk keadaban masyarakat bermedia sosial. 

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Ratna Puspita
Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Informasi dan Komunikasi Masduki Baidlowi
Foto: Republika TV/Havid Al Vizki
Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Informasi dan Komunikasi Masduki Baidlowi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Informasi dan Komunikasi Masduki Baidlowi memberi tanggapannya terhadap unggahan video pegiat media sosial Eko Kuntadhi terkait ceramah Ustazah Imaz Fatimatuz Zahra atau Ning Imaz dari Ponpes Lirboyo, Kediri, Jawa Timur, yang ditambahkan kata 'tolol'. Masduki menilai, narasi tidak pantas semestinya tidak dilakukan Eko Kuntadhi sebagai seorang pegiat media sosial.

"Eko sebagai seorang yang sangat dihitung secara pendidikan dia baik, selama ini dia kita menghormatinya, dia mestinya jadi contoh keadaban dalam bermedsos, ternyata dia tidak melakukan itu," kata Masduki dalam keterangannya, Kamis (15/9/2022).

Baca Juga

Masduki mengatakan, pernyataan Eko Kuntadhi di media sosial ini juga makin menambah citra buruk keadaban masyarakat Indonesia dalam bermedia sosial. Masduki yang juga juru bicara Wakil Presiden ini menyebut, dalam laporan terbaru Digital Civility Index (DCI) Microsoft yang mengukur tingkat kesopanan digital pengguna internet dunia, warganet Indonesia menempati urutan terbawah se-Asia Tenggara.

"Eko Kuntadhi sebagai pegiat medsos dia turut memberikan kontribusi kenapa Indonesia di Asia Tenggara yang terjelek dalam keadaban bermedia sosial, ini karena kata-kata kotor seperti itu banyak masuk di medsos," ujarnya.

Dia juga menyinggung media sosial yang masih terus digunakan untuk pembelahan di masyarakat, sehingga masyarakat terpecah. Bahkan, upaya pembelahan ini berlangsung sejak Pemilu 2019 dan terus dilakukan jelang Pemilu 2024.

Karenanya, meminta para pegiat media sosial harus memberikan contoh dalam keadaban bermedia sosial. Terkait masalah Ning Imaz, Masduki mendorong Eko memberikan klarifikasi dan permohonan maaf.

Dia menilai, tidak ada hal yang perlu dipermasalahkan dalam video ceramah Ning Imaz yang sesuai konteks tafsir keagamaan. "Mestinya dia minta maaf, Ning Imaz itu menjelaskan sesuatu itu sesuai duduk perkaranya dan konteksnya soal tafsir, itu proporsional menjelaskan duduk perkaranya, nah kok kemudian dianggap tolol, itu yang saya sayangkan," ujarnya.

Sebelumnya, Ustazah Ponpes Lirboyo, Kota Kediri, Jawa Timur, Ustadzah Imaz Fatimatuz Zahra menjadi korban penghinaan dan pelecehan di lini masa Twitter. Ning Imaz, sapaan akrabnya, menjadi bahan olok-olok dan pelecehan seksual ketika videonya tentang ceramah kehidupan di surga dikomentari pegiat media sosial (medsos) Eko Kuntadhi @_ekokuntadhi.

Dalam statusnya, Eko mengunggah video berjudul 'Tolol tingkat kadal. Hidup kok cuma mimpi selangkangan' dalam video tausiyah Ning Imaz. Setelah mendapat teguran dari akun Nadirsyah Hosen @na_dirs alias Gus Nadir, Eko langsung menghapus status tersebut. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement