REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Dinas Penerangan Angkatan Darat (Kadispenad), Kolonel Arh Hamim Tohari meminta, kepada para prajurit, purnawirawan TNI, dan masyarakat sipil untuk menjadikan kasus pernyataan anggota Komisi I DPR, Effendi Simbolon sebagai pembelajaran. Terutama dalam hal berucap.
"Dengan telah dilakukannya jumpa pers oleh Effendi Simbolon dan penyampaian permintaan maaf, maka marilah kita semuanya menjadikan peristiwa tersebut sebagai pembelajaran untuk semuanya dalam berucap dan bersikap," kata Hamim dalam siaran pers Dispenad di Jakarta, Rabu (14/9/2022).
"Mari kita saling menghormati dan menghargai agar komitmen kita bersama untuk secara sinergi bekerja demi NKRI tidak ternodai," imbuhnya.
Hal itu Hamim sampaikan menanggapi sejumlah respons prajurit TNI, Purnawirawan dan masyarakat sipil melalui media sosial terhadap pernyataan Effendi Simbolon dalam rapat pembahasan anggaran antara Komisi I DPR bersama Kementerian Pertahanan dan TNI pada 5 September 2022 yang lalu.
Dia menyebut, saat ini, setiap orang bisa menyampaikan dan mengakses informasi melalui media sosial secara langsung dan cepat. Sehingga, banyak hal yang terekspos di media sosial, serta langsung dilihat dan direspons oleh orang lain.
"Video dari prajurit maupun masyarakat yang beredar, mungkin saja terjadi sebagai reaksi spontan atas pernyataan seorang tokoh di ruang publik yang dianggap memancing kegaduhan," ujarnya.
Hamim mengungkapkan, Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Dudung Abdurachman menyadari sepenuhnya bahwa pernyataan Effendi Simbolon bukanlah tindakan yang mewakili institusi DPR atau partai politik. Melainkan sikap individu atau seseorang.
"Oleh karenanya, secara internal Kepala Staf Angkatan Darat juga mengimbau para prajurit untuk tidak bereaksi berlebihan," ujar Hamim.
"Kita harus segera melupakan perbedaan yang terjadi dan melangkah bersama-sama membangun negara dan bangsa dalam soliditas yang kuat," katanya lagi.