Jumat 09 Sep 2022 06:01 WIB

Kritisi Pemanggilan Anies, Pengamat Hukum Ingatkan KPK tak Bermain Politik

Sikap KPK cepat meminta keterangan Anies di kasus Formula E dinilai harus dikritisi.

Rep: Amri Amrullah, Flori Sidebang, Febrianto Adi Saputro/ Red: Andri Saubani
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memberikan keterangan kepada wartawan usai menjalani pemeriksaan di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, Rabu (7/9/2022). Anies Baswedan diperiksa KPK untuk dimintai keterangan dalam penyelidikan kasus dugaan tindak pidana korupsi penyelenggaraan ajang balap mobil listrik Formula E Jakarta.
Foto:

Sementara, pengamat komunikasi politik Universitas Esa Unggul, Jamiluddin Ritonga menilai kehadiran Anies di KPK dapat menjadi momentum untuk menjawab tudingan korupsi yang selama ini mengarah kepadanya.

"Bagi Anies, undangan KPK itu tentunya dapat dijadikan untuk membersihkan diri dari segala tudingan minor terhadapnya terkait Formula E. Hal itu diperlukan untuk memuluskannya maju pada Pilpres 2024," kata Jamiluddin dalam keterangan tertulisnya, Rabu (7/9/2022).

Jamiluddin menilai, ada segelintir orang yang memanfaatkan momentum tersebut untuk menyudutkan Anies. Mereka memberi opini seolah-olah Anies sudah bersalah melakukan tindak korupsi.

"Upaya penggiringan opini tersebut menjadikan undangan KPK kepada Anies terkesan menjadi politis. Hal itu kemudian dikaitkan dengan adanya upaya segelintir elite untuk menjegal Anies pada Pilpres 2024," ujarnya.

Pada Rabu (7/9/2022), Anies Baswedan diperiksa oleh KPK terkait penyelidikan dugaan korupsi dalam penyelenggaraan Formula E. Diperiksa selama sekitar 12 jam, Anies keluar ruang pemeriksaan pada Rabu malam disambut wartawan dan sejumlah simpatisan yang di antaranya berteriak, “Anies Presiden!”

Anies mengaku senang dapat membantu kinerja lembaga antirasuah tersebut. "Saya ingin sampaikan, senang sekali bisa kembali membantu KPK dalam menjalankan tugasnya," kata Anies kepada wartawan di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, Rabu (7/9/2022) malam.

Ketua KPK Firli Bahuri pada Rabu menuturkan, pihaknya memanggil Anies karena dinilai memiliki informasi yang dibutuhkan penyelidik untuk mengusut kasus dugaan rasuah pada penyelenggaraan ajang balap mobil listrik internasional itu. Keterangan Anies, lanjutnya, diyakini bakal membuat penyelidikan kasus tersebut semakin terang atau jelas.

"Dengan terangnya suatu peristiwa tentulah kita semua rakyat berharap apakah betul ada atau tidaknya suatu peristiwa pidana (korupsi) itu. Kalau ya, siapa pelakunya? Itu saja kepentingannya. Enggak ada kepentingan yang lain-lain. Kita bekerja secara profesional," ujar Firli. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement