Selasa 06 Sep 2022 07:13 WIB

Pengamat: Jangan Sampai PPP, Partai yang Merepresentasikan Umat tak Lolos Senayan

PPP masih punya cukup waktu untuk menyelesaikan konflik internal.

Rep: Febrianto Adi Saputro/ Red: Agus raharjo
Ketua Umum DPP Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Suharso Monoarfa (tengah), Ketua Majelis kehormatan DPP Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Zarkasih Nur (kiri), Ketua Majelis Pertimbangan DPP Partai Persatuan Pembangunan (PPP) M. Mardiono (kanan) berbincang saat menghadiri acara Rapat Pimpinan Nasional Partai Persatuan Pembangunan (PPP) II di Jakarta, Jumat (15/4/2022).Rapimnas II Partai Persatuan Pembangunan (PPP) tersebut mengusung tema Merawat Persatuan Dengan Pembangunan yang berlangsung 15-16 April 2022.
Foto: Antara/Reno Esnir
Ketua Umum DPP Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Suharso Monoarfa (tengah), Ketua Majelis kehormatan DPP Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Zarkasih Nur (kiri), Ketua Majelis Pertimbangan DPP Partai Persatuan Pembangunan (PPP) M. Mardiono (kanan) berbincang saat menghadiri acara Rapat Pimpinan Nasional Partai Persatuan Pembangunan (PPP) II di Jakarta, Jumat (15/4/2022).Rapimnas II Partai Persatuan Pembangunan (PPP) tersebut mengusung tema Merawat Persatuan Dengan Pembangunan yang berlangsung 15-16 April 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting, Pangi Syarwi Chaniago, mengatakan dinamika internal yang terjadi di kepengurusan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dinilai akan mempengaruhi elektabilitas PPP di Pemilu 2024. Suharso sebagai ketua umum dinilai memiliki beban yang tidak mudah ke depan.

"Posisi elektabilitas seperti sekarang saja itu kan sudah banyak yang ditanggung oleh Suharso. Belum masalah keluarga beliau, belum masalah beliau sebagai menteri Bappenas, belum beban beliau sebagai di Koalisi Indonesia Bersatu, bagaimana memikirkan PPP-nya supaya lolos gitu, itu saja sudah menjadi beban besar bagi beliau ke depannya," kata Pangi kepada Republika.co.id, Senin (5/9/2022).

Baca Juga

Menurutnya, agar PPP bisa lolos ambang batas parlemen di tahun 2024 mendatang, maka PPP harus bisa menyelesaikan urusan rumah tangganya sendiri. Jangan sampai di era Suharso ini PPP sebagai partai yang merepresentasikan kepentingan umat Islam justru tidak lolos ke Senayan,

"Itu kan musibah juga semoga itu tidak terjadi, artinya ya kembalilah bermusyawarah kembali kepada internal rumah tangga PPP untuk membereskan. Tentu yang bisa mengurus PPP, PPP sendiri yang menyelesaikan masalah rumah tangganya, kan gak mungkin partai lain," ujarnya.

Namun demikian, Pangi menilai PPP beruntung lantaran konflik terjadi jauh sebelum pemilu. Sehingga, PPP masih punya cukup waktu untuk menyelesaikan konflik tersebut.

"Kalau soliditas internal terganggu itu partai lain yang bertepuk tangan gitu karena PPP masih di ujung tanduk ya, ada potensi nggak lolos parlemen, Kalau kemudian mereka di internal nggak solid bagaimana mau bisa lolos di jebakan ambang batas presidential threshold maupun parlemen threshold itu. Jadi menurut saya kalau mau diselesaikan, selesaikan sekarang. Apalagi di ujung mendekati ya sangat merugikan PPP," ujarnya.

Sebelumnya, Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) dalam surveinya menunjukkan PPP harus bekerja keras agar partainya bisa lolos parlemen pada 2024 mendatang. Sebab pemilih stabil PPP hanya 56,7 persen.

SMRC menilai, perolehan suara PPP pada Pemilu 2019 adalah 4,5 persen. Jika setengahnya berkurang maka partai ini akan tidak lolos ke Senayan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement