Kamis 01 Sep 2022 19:48 WIB

Swing Voters di Pemilu 2024 dan Elektabilitas Terkini Parpol-Parpol

Ada partai raihan suaranya stabil, ada partai yang terancam tak lolos ke Senayan.

Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Hasyim Asy'ari (kanan) menerima cenderamata dari Ketua DPP PDIP Bambang Wuryanto saat pendaftaran peserta Pemilu 2024, beberapa waktu lalu. Menurut survei SMRC, PDIP menjadi salah satu partai yang stabil raihan suaranya dalam pemilu. (ilustrasi)
Foto:

Selain PDIP dan Demokrat, Saiful Mujani juga menjelaskan ada partai-partai lain mengalami perubahan komposisi suara yang dinamis. Ada 9,6 persen pemilih Gerindra yang pindah ke Golkar pada survei ini. Yang pindah ke PDIP 4,8 persen dan PKS 3,9 persen.

"Sementara yang tetap akan memilih Gerindra sebesar 62,7 persen. Ada 13,5 persen yang belum menjawab. Sedangkan di Golkar, PDIP, dan PKS mengganggu stabilitas suara partai Gerindra," ujarnya.

Mengapa Golkar potensial menarik sebagian suara Gerindra? Saiful menjelaskan,  dalam banyak hal, pemilih kedua partai tersebut beririsan. Prabowo sendiri, awalnya adalah orang Golkar dan pernah maju menjadi bakal calon presiden dari Golkar.

"Dia adalah mantan tokoh Golkar. Jadi logis kalau kadang-kadang pemilihnya ke Gerindra dan kadang-kadang pindah ke Golkar. Mereka (Gerindra dan Golkar) berada di dalam ceruk pemilih yang sama,” kata Saiful. 

Sementara alasan pindah ke PDIP karena Gerindra dan PDIP juga memiliki kemiripan ideologis. Sama-sama partai nasionalis. Dan dalam beberapa hal, Prabowo juga sering meniru sosok Soekarno. Ada simbol-simbol tentang politik kerakyatan dan nasionalisme yang kuat yang ditunjukkan oleh Gerindra.

Hal yang sama terjadi pada Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Pemilih PKB paling potensial pindah ke PDIP. Dalam survei ini, ada 8,5 persen suara PKB di 2019 yang pindah ke PDIP. Ada 10,4 persen yang belum menentukan pilihan. “PDIP banyak mengambil dan menampung pemilih dari partai-partai lain,” tuturnya.

Saiful melihat perpindahan suara PDIP dan PKB relatif bisa terjadi karena kedua partai ini memiliki basis wilayah yang mirip, keduanya kuat di Jawa Timur dan Jawa Tengah. Karena itu kalau ada pemilih yang kadang masuk ke PKB dan di lain kesempatan masuk ke PDIP, itu logis.

Kemudian yang mengancam suara partai Nasdem juga adalah PDIP. Survei ini menunjukkan ada 20 persen pemilih Nasdem di 2019 yang sekarang pindah ke PDIP. Sementara, yang belum menjawab sebanyak 14,8 persen. 

“Yang sangat signifikan yang bisa mengancam Nasdem adalah PDIP,” kata Saiful.

Adapun, swing voters PKS lebih banyak pindah ke partai Demokrat, sebesar 10,5 persen. Partai kedua yang bisa menarik pemilih PKS adalah Gerindra (7 persen) dan Golkar (5,2 persen). Hanya saja, masih cukup banyak pemilih PKS yang belum menentukan pilihan, 20,3 persen. Sementara yang stabil akan tetap memilih PKS sekitar 52,5 persen.

Selanjutnya PAN. Yang menarik dari partai ini adalah karena cukup besar pemilihnya pada Pemilu 2019 yang sekarang belum menentukan pilihan atau wait and see, sebesar 31,2 persen. Suara yang stabil PAN sekitar 54,2 persen.

Saiful menganalisis, karena suara PAN pada Pemilu 2019 terakhir sebesar 6,8 persen, yang akan kembali memilih partai ini hanya separuhnya. Besarnya angka swing voters PAN, kata Saiful, lantaran masih menunggu partai baru yang didirikan oleh Amien Rais, Partai Ummat.

“Begitu Pak Amien Rais tidak ada di situ, dan karena mereka loyal pada Pak Amin Rais, mereka akan hijrah juga,” jelas Guru Besar Ilmu Politik Universitas Islam Negeri Jakarta tersebut.

Sementara, PPP memiliki 56,7 persen pemilih pada 2019 yang akan kembali memilih partai belambang Ka'bah itu. Sisanya, 22,5 persen menyatakan memilih Partai Demokrat dan PDIP 8,3 persen. Yang mengkhawatirkan bagi PPP, kata Saiful, adalah karena pemilih PPP yang belum menentukan pilihan atau wait and see cenderung sedikit, 11 persen.

“Ini berbahaya. Kalau tidak ada upaya yang ekstra, mungkin partai yang akan mengikuti Hanura yang tidak lolos, padahal pernah ada di Senayan, adalah PPP,” kata Saiful.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement