Rabu 31 Aug 2022 19:27 WIB

Faktor Ketergantungan yang Bisa Hambat Ganjar dan Anies Jadi Capres

Meski elektabilitas Ganjar dan Anies tinggi, itu bukan jaminan keduanya bisa nyapres.

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (kedua kanan) berfoto dengan warga saat mengunjungi Kawasan Wisata Kota Tua bersama delegasi U20 Mayors Summit di Jakarta Barat, Selasa (30/8/2022). Meski elektabilitas Anies saat ini tinggi, ia dinilai akan sulit untuk menjadi tokoh non-parpol yang bisa menjadi capres pada Pilpres 2024. (ilustrasi)
Foto:

Pengamat Politik dari The Habibie Center, Indria Samego juga menilai, tokoh seperti Ganjar Pranowo atau Anies Baswedan belum tentu bisa menjadi capres karena harus diajukan parpol. Artinya meski populer, keduanya tidak akan bisa nyapres tanpa restu parpol.

Untuk PDIP, di mana Ganjar bernaung sebagai kader, Indria menilai partai itu hampir pasti mengusung Ketua DPR Puan Maharani sebagai capres. Apalagi, PDIP menjadi parpol yang memenuhi ketentuan presidential treshold.

Menurutnya, masih ada waktu bagi Puan meningkatkan elektabilitasnya hingga ajang Pilpres 2024. Elektabilitas yang masih kecil, menjadi pekerjaan rumah bagi Puan jika ingin menang. "Karena kalau PDIP sendiri yang memperjuangkannya (Puan) juga tidak mudah," ujarnya.

Pengamat Politik dari Universitas Al Azhar Indonesia (UAI) Ujang Komarudin mengatakan, siapa yang akan menjadi pasangan capres dan cawapres 2024 hingga kini belum bisa dipastikan. Tidak hanya itu, sampai sekarang pun bisa siapa saja yang akan membangun koalisi.

"Ya saat ini semuanya belum pasti ya. Masih cair. Masih dinamis terkait persoalan siapa capres dan cawapres 2024," katanya saat dihubungi Republika pada Rabu (31/8/2022).

Pengamat Politik dari Indonesia Public Institute (IPI) Karyono Wibowo juga mengingatkan Pilpres 2024 masih jauh. Sehingga, masih ada dinamika politik hingga pendaftaran pasangan capres-cawapres 2024. 

Namun, ia memperkirakan Pilpres 2024 akan diikuti oleh maksimal tiga pasangan calon (paslon). Kendati demikian, jumlah pasti paslon bergantung faktor parpol dan aturan ambang batas presidential threshold 20 persen.

 "Kalau prediksi saya sih paling banyak tiga paslon (untuk pilpres 2024). Tetapi ada kecenderungan lebih kuat diikuti dua paslon, itu lebih memungkinkan sama halnya seperti Pilpres 2014 dan 2019 lalu," ujarnya saat dihubungi Republika, Rabu.

Kendati demikian, ia mengingatkan ada beberapa faktor yang menentukan. Pertama, domainnya ada di parpol yang diberi kewenangan untuk mengusung pasangan capres. Faktor kedua, ia mengingatkan ada syarat presidential threshold.

Sehingga, dia melanjutkan, meski sekarang banyak gimmick politik seolah-olah terlihat ada banyak nama untuk menjadi capres tetapi aturan presidential threshold akan mengubah konstelasi capres dan cawapres 2024. Artinya, ia melihat masih banyak kemungkinan, termasuk ketika ketua DPR Puan Maharani disebut-sebut sebagai capres 2024.

 

 

photo
Serangan Elite PDIP kepada Ganjar Pranowo - (infografis republika)

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement