Rabu 24 Aug 2022 15:51 WIB

Harga Telur Ayam Meroket: Mendag Menuding, Mensos Membantah

Harga telur ayam saat ini mencapai Rp 30 ribu per kilogram atau bahkan lebih.

Peternak membawa telur ayam di Gunung Sindur, Bogor, Jawa Barat, Rabu (24/8/2022). Kementerian Perdagangan menyampaikan kenaikan harga telur ayam dari Rp30.900 per kilogram menjadi Rp32.000 per kilogram ini dipicu oleh dampak musiman.
Foto:

Holding BUMN Pangan, ID Food, tak menampik persoalan harga telur ayam ras yang selalu fluktuatif sepanjang tahun. Direktur Utama ID Food, Frans Marganda Tambunan pun mengatakan, kenaikan harga telur setiap tahun bahkan terjadi tiga hingga empat kali.

"Ini PR untuk komoditas bahwa kita belum punya kestabilan produksi dan harga, selalu tiga hingga empat kali setahun naik turun harganya seperti roller coaster," kata Frans di Jakarta, Senin (22/8/2022).

Frans menuturkan, salah satu sumber masalah harga telur maupun komoditas lainnya yang kerap berfluktuasi akibat tidak adanya integrasi rantai dari hulu ke hilir. Dari saat proses produksi, pasca panen, hingga di tingkat konsumen.

Selain itu, khusus pada masalah kenaikan harga telur saat ini, Frans menuturkan, ada kemungkinan juga dipicu oleh realisasi program bantuan sosial dari pemerintah yang meningkatkan permintaan telur dari para peternak layer.

"Ini dilema. Ini pun tidak bisa dipecahkan oleh RNI (Induk ID Food) sendiri, kita akan bangun ekosistem agar produktivitas sepanjang tahun (stabil)," katanya.

Lebih lanjut, ia mengatakan, ID Food bersama Badan Pangan Nasional (NFA) juga masih membuat perencanaan cadangan pangan nasional ke depan. Cadangan pangan diperlukan agar fluktuasi turun-naik harga pangan bisa diperkecil.

Hal itu juga akan membantu para petani maupun peternak yang sejatinya menginginkan ada stabilitas harga. Namun di sisi lain, ia meminta masyarakat agar memahami bahwa kenaikan harga telur yang terjadi tidak selalu karena peternak sedang mengambil keuntungan tinggi.

"Ini bukan momentum untuk mendapatkan keuntungan berlebih, tapi untuk menutup kerugian sebelumnya, beberapa bulan yang lalu kita tahu harga sempat anjlok hingga Rp 17-18 ribu per kg (di konsumen) ini rugi besar," katanya.

Saat ini ID Food mencatat, rata-rata biaya produksi telur di tingkat kandang minimal sekitar Rp 19 ribu per kg. Adapun harga acuan telur ayam di tingkat konsumen sebesar Rp 24 ribu per kg. Sementara, harga riil telur ayam saat ini mencapai Rp 30 ribu per kg.

"Biasanya, kalau harga rendah kita lakukan penyerapan, tapi kalau harga tinggi kita harus berkoordinasi dengan pemerintah untuk operasi pasar. Memang kita harus menjaga keseimbangan," kata dia.

Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios), Bhima Yudhistira menanggapi terkait kenaikan harga telur ayam. Menurutnya, hal ini perlu diwaspadai karena mendorong inflasi lebih tinggi.

"Di saat inflasi bahan pangan per Juli 2022 sudah hampir menyentuh 11 persen secara tahunan. Lalu, secara bersamaan pemerintah sedang mewacanakan penyesuaian harga BBM subsidi maka inflasi secara umum bisa mencapai 7 persen karena bahan bakar angkutan pangan ikut naik," katanya saat dihubungi Republika pada Selasa (23/8/2022).

Kemudian, ia melanjutkan, penyebab kenaikan harga telur lebih terindikasi karena harga pakan ternak yang naik, baik jagung maupun gandum. Di pasar spot internasional harga jagung melonjak 19 persen dibanding satu tahun terakhir.

Sementara, gandum sebagai campuran pakan ternak masih terhambat stok dari Ukraina karena perang. Penundaan pengiriman dan mahalnya harga bahan baku pakan ternak berimbas ke peternak telur.

Ia menambahkan, dalam situasi harga telur naik yang bisa dilakukan adalah memastikan tidak ada spekulan yang manfaatkan situasi.

"Rantai pasok dari peternak hingga ke tangan konsumen harus di awasi. Libatkan satgas pangan secara intens di daerah untuk bantu pengawasan tata niaga telur," kata dia.

 

photo
Harga jagung untuk bahan baku pakan ternak melonjak. - (Tim Infografis Republika.co.id)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement