Senin 22 Aug 2022 16:41 WIB

Legislator: Penyimpangan Seksual Risiko Tinggi Penularan Cacar Monyet

Legislator sebut penyimpangan seksual risiko tinggi penularan cacar monyet.

Rep: Rizkyan Adiyudha/ Red: Bilal Ramadhan
Anggota Komisi IX DPR dari Fraksi PKS, Kurniasih Mufidayati. Legislator sebut penyimpangan seksual risiko tinggi penularan cacar monyet.
Foto: doc ist
Anggota Komisi IX DPR dari Fraksi PKS, Kurniasih Mufidayati. Legislator sebut penyimpangan seksual risiko tinggi penularan cacar monyet.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Komisi IX DPR RI, Kurniasih Mufidayati mengungkapkan studi dari New England Journal of Medicine pada 21 Juli. Studi mengungkapkan bawha 528 infeksi yang dikonfirmasi antara 27 April hingga 24 Juni 2022 mengungkapkan ada resiko tinggi penularan yang diakibatkan penyimpangan seksual.

Data menungkapkan ratusan warga yang terinfeksi itu didominasi 98 persen diantaranya laki-laki gay atau biseksual dan 95 persen telah tertular penyakit melalui aktivitas seksual. Organisasi kesehatan dunia (WHO) juga mengeluarkan pernyataan bahwa pria yang berhubungan seks dengan pria adalah kelompok yang paling berisiko terinfeksi.

Baca Juga

Kurniasih mengatakan, pemerintah perlu melakukan pengawasan khusus kepada perilaku seks menyimpang seperti gay atau Lelaki Seks Lelaki (LSL) dan biseksual karena termasuk faktor risiko tinggi penularan monkeypox (cacar monyet). Hal tersebut menyusul kasus pertama cacar monyet yang sudah masuk ke Indonesia.

"Meskipun monkeypox ini bukan penyakit seksual menular dan bisa menyerang siapa saja tapi perlu dipetakan mana yang termasuk risiko tinggi dan mana yang tidak sehingga ada prioritas dan fokus pada penanganan," kata Kurniasih dalam keterangan, Senin (22/8/2022).

Dia mengatakan, perilaku seks menyimpang seperti gay dan biseksual harus mendapat pengawasan lebih. Legislator Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini melanjutkan, hal itu dilakukan sebagai satu tindakan mitigasi penyebaran cacar monyet.

Kurniasih mengungkapkan, sebelumnya Satgas Monkeypox Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) juga sudah mengungkapkan alasan kenapa perilaku gay dan biseksual masuk risiko tinggi. Dia menatakan, hal itu karena kontak intens antara kulit dengan kulit dan mukosa dengan mukosa terjadi cukup tinggi.

"Bukan hanya tracing kontak erat pada perilaku seks menyimpang tapi juga menghentikan perilaku menyimpang tersebut dan kembali kepada gaya hidup yang jauh lebih sehat," katanya.

Namun, dia kembali mengingatkan agar semua pihak tetap waspada meski tidak harus diikuti sebuah kepanikan. Dia mengatakan, semua orang lagi-lagi berpotensi mengalami penularan. Sebab itu penting bagi setiap orang untuk menjaga perilaku hidup sehat dan bersih dalam keseharian.

"Termasuk dalam perilaku seksual harus dilakukan secara sehat dalam artian hanya dilakukan oleh mereka yang memiliki hubungan pernikahan sah," katanya.

Dia mengatakan, semua hal yang sehat harus diikhtiarkan karena hari ini dalam tataran global dan masuknya penyakit dari berbagai negara itu bisa dengan mudah terjadi.

Kurniasih lantas mengajak kepada seluruh komponen bangsa agar membudayakan perilaku hidup sehat, termasuk perilaku hidup seks yang sehat dan legal secara agama.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement