REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Direktur Eksekutif Imparsial Gufron Mabrur, meminta Kepolisian untuk mengungkapkan ke publik maksud dari motif sensitif dan hanya boleh didengar orang dewasa. Pernyataan motif tersebut awalnya disampaikan Menko Polhukam Mahfud MD.
Menurut Gufron, publik punya hak untuk tahu, karena pelaku dalam kasus kematian Brigadir J diduga pejabat publik dan perwira tinggi polisi. “Walau motif sesungguhnya baru akan dibuka dan diuji di pengadilan tetapi harus dibuka ke publik. Publik punya hak untuk tahu. kata Gufron dalam siaran pers (19/8).
Gufron mempertanyakan maksud motif sensitif itu bentuknya seperti apa?. Apakah pelecehan seksual, perselingkuhan, atau hal lain. "Penyidik harus menjelaskan kepada publik, agar isu motif ini tidak menjadi liar kemana-mana,” ungkapnya.
Isu dugaan perselingkuhan sangat kuat persepsi di publik. Jika itu yang terjadi berarti kasus ini merupakan persoalan pribadi saja. Spekulasi motif yang beragam di publik, menurut Gufron, dapat berdampak negatif bagi institusi Polri.
“Karena itu penting bagi Mabes Polri untuk menjelaskan motif pembunuhan sesungguhnya yang terjadi,” kata dia.
Kematian Brigadir J, tambah Gufron, harusnya jadi momentum pembebasan institusi Polri dari polemik kontestasi politik Internal Polri. Menurutnya, sistem promosi dan mutasi jabatan di Polri belum sepenuhnya berbasis merit system.
“Kerapkali, adanya tragedi seperti ini, justru menjadi ajang kontestasi politik internal Polri yang ditunggangi segelintir pihak internal Polri. Polri harus memastikan secara paralel dan simultan untuk menuntaskan Pro Justitia, lalu menyelesaikan Obstruction of Justice, serta mengevaluasi pihak-pihak yang bertujuan untuk kontestasi politik internal Polri,“ ungkap Gufron.