REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA, menilai, akan ada tiga poros utama pada Pilpres 2024-2029 mendatang. Peneliti LSI Denny JA, Ardian Sopa, menilai, Ketua DPP PDIP, Puan Maharani, menjadi sosok capres kuat dari poros PDIP.
"Kita tahu sendiri beliau sebagai ketua DPR RI dari 2019, kemudian juga pernah menjadi menteri koordinator bidang pembangunan manusia dan kebudayaan sehingga memang naik level menjadi capres maupun cawapres memang pilihan yang paling rasional dibanding dengan yang lain," kata Ardian, dalam paparannya secara daring, Senin (15/8).
Ardian memprediksi, PDIP tidak akan maju sendirian, melainkan juga menggandeng partai lain. Hanya saja, ia menilai ada tiga partai yang sulit diajak kerja sama oleh PDIP.
"Misalnya, PKS karena alasan ideologi, kemudian dengan Demokrat karena ketidakharmonisan sejak lama Bu Megawati dan SBY, kemudian dengan Nasdem ini kita melihat Bu Megawati dan Pak Surya Paloh kurang seirama sehingga tentu ini menjadi pertimbangan buat PDIP kira-kira ketika menambah partai lain partai yang mana," ujarnya.
Ardian menambahkan, Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto, juga dipandang sebagai sosok utama dari poros Koalisi Indonesia Bersatu (KIB). Selain sebagai ketua umum partai, Airlangga kini merupakan menteri koordinator bidang perekonomian.
"Hal yang rasional juga ketika naik level menjadi capres atau cawapres di 2024," tuturnya.
Dia mengatakan, Puan sebagai tokoh utama poros PDIP dan Airlangga sebagai tokoh utama KIB sudah aman memiliki tiket untuk calon wakil presiden 2024-2029. Namun, tidak tertutup peluang bagi Puan dan Airlangga menjadi capres seperti Prabowo Subianto jika mereka mampu menaikan elektabilitasnya hingga masa pendaftaran di bulan Oktober-November 2023.
"Jadi masih ada waktu setahun ke depan kira-kira bagaimana beliau menaikan elektabiliasnya sehingga tiket cawapres maupun capres menjadi suatu hal yang bisa diraih keduanya," ungkapnya.
Untuk diketahui survei menggunakan metode multistage random sampling, demgam jumlah responden sebanyak 1.200. Teknik pengumpulan data menggunakan metode wawancara tatap muka dengan menggunakan kuesioner. Margin of error kurang lebih sebesar 2,9 persen.