Jumat 12 Aug 2022 08:38 WIB

Wapres: Jangan Ada Tanah Tidur dan Tenaga Menganggur

Menurut Wapres banyak lahan pertanian dan perkebunan di Indonesia belum termanfaatkan

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Gita Amanda
Wakil Presiden Ma'ruf Amin membuka acara One Pesantren One Product Kalimantan Selatan Expo 2022, Jumat (12/8/2022).
Foto: Pemprov Kalsel
Wakil Presiden Ma'ruf Amin membuka acara One Pesantren One Product Kalimantan Selatan Expo 2022, Jumat (12/8/2022).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengajak masyarakat untuk memanfaatkan sumber daya alam yang melimpah di Tanah Air. Ma'ruf mengatakan lahan pertanian, perkebunan kelautan dan pertambangan di Indonesia belum seluruhnya termanfaatkan dengan baik.

"Saya mengharapkan supaya jangan ada tanah yang tidur tidak ditanami dan jangan ada tenaga yang nganggur," kata Ma'ruf dikutip dari Youtube Wakil Presiden saat memberikan sambutan di acara One Pesantren One Product Kalimantan Selatan Expo 2022, Jumat (12/8/2022).

Baca Juga

Ma'ruf mengatakan umat manusia diberkahi alam melimpah sebagai sumber penghidupan. Karenanya, manusia juga diberi tanggung jawab untuk memakmurkan bumi dan mengembangkan usaha dari sumber daya yang tersedia tersebut.

Ma'ruf melanjutkan, bukan justru dieksploitasi dan dirusak oleh umat manusia tersebut. "Allah menjadikan bumi untuk kamu tapi untuk dimanfaatkan bukan untuk dirusak, jangan dirusak, kalau rusak lingkungan ini akan menimbulkan berbagai kerugian yang terjadi di manusia itu sendiri," kata Ma'ruf.

Ma'ruf juga menceritakan pertemuannya dengan Menteri Perdagangan Arab Saudi yang membahas mengenai potensi sumber daya alam dari kedua negara. Keduanya bersepakat, jika potensi sumber daya yang ada belum dimanfaatkan secara optimal untuk menyejahterakan masyarakat.

"Setelah kita diskusi beliau mengatakan, kita ini lalai, orang Saudi ini lalai, potensi di Indonesia maupun di Saudi belum dikembangkan secara optimal untuk mensejahterakan masyarakat," kata Ma'ruf.

Dalam kaitan itu, Ma'ruf pun mendorong pengembangan usaha di bidang pertanian, perkebunan, kelautan dan pertambangan melalui peran pesantren, salah satunya program One Pesantren One Program. Dia berharap pesantren bisa menjadi penghubung (offtaker) dari produk pertanian, perkebunan, kelautan dan lainnya untuk dihilirisasi atau dipasarkan.

Ketua Harian Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah ini menilai program OPOP ini tak hanya bertujuan membangun kemandirian ekonomi pesantren tetapi ekonomi santri dan juga masyarakat sekitarnya.

"Pengembangan daripada OPOP ini adalah dalam rangka pemberdayaan ekonomi pesantren, pesantren supaya menjadi pusat pemberdayaan ekonomi masyarakat," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement