Ahad 07 Aug 2022 00:39 WIB

Komnas HAM Buka Hasil Penyelidikan Kematian Brigadir J

Banyak versi polisi yang tidak klop setelah Komnas HAM lakukan pemeriksaan saksi.

Rep: Bambang Noroyono/ Red: Indira Rezkisari
Komisioner Komnas HAM Choirul Anam memberikan keterangan kepada wartawan di Kantor Komnas HAM, di Jakarta, Jumat (5/8/2022). Komnas HAM mengakui telah mendapatkan informasi dari Tim Laboratorium Forensik (Labfor) Polri bahwa sebanyak 15 unit gawai telah diperiksa datanya terkait kasus penembakan Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J di rumah dinas mantan Kepala Divisi Propam Polri Irjen Pol. Ferdy Sambo.
Foto:

Keterangan Bharada E

Taufan mengatakan, kronologis prakejadian berdasarakan CCTV dan keterangan saksi-saksi tersebut masih mempunyai lubang gelap dan krusial tentang di mana keberdaan Irjen Sambo saat CCTV terhenti. Yaitu setelah pukul 17.01 WIB. Sampai saat ini, kata Taufan, dalam proses penyelidikan satu-satunya cerita yang terjadi tentang kejadian di TKP hanya berdasarkan keterangan dari Bharada E dan Ricky.

Keterangan dari dua ajudan Irjen Sambo tersebut belum ada informasi pembandingnya. “Problem krusialnya, karena di TKP itu hanya ada keterangan dari Bharada E,” ujar Taufan.

Bharada E bersama para ajudan Irjen Sambo lainnya sudah diperiksa oleh Komnas HAM pada Selasa (26/7/2022) lalu. Dalam pemeriksaan tersebut, kata Taufan, Bharada E menceritakan awal kejadian tembak-menembak antara dirinya, bermula dari saat ia mendengar Putri Sambo dari dalam kamar pribadinya teriak-teriak minta tolong. “Tolong Richard (E), tolong Ricky,” begitu kata Taufan menceritakan penjelasan Bharada E.

Bharada E, yang saat itu berada di lantai dua, turun melewati tangga menuju kamar Putri Sambo yang berada di lantai satu. Taufan pun meluruskan informasi soal adanya situasi saat Brigadir J menodongkan senjata ke arah Putri Sambo. Keterangan dari Bharada E, kata Taufan, tak ada menjelaskan soal penodongan itu.

“Bahwa Yoshua (J) sedang menodongkan senjata. Tidak ada peristiwa itu,” ujar Taufan. “Sehingga, dari penjelasan dari awal (oleh kepolisian), banyak yang belum klop, dan tidak berkesesuaian dengan apa yang telah kami (Komnas HAM) telusuri.”

Kata Taufan, keterangan tambahan dari Ricky, yang saat itu berada di lantai bawah di TKP menyampaikan tak melihat langsung tembak-menembak. Ricky, kata Taufan, memang melihat Brigadir J mengacungkan senjata. Namun, tak melihat, ada Bharada E di atas yang disebut lawan adu tembak Brigadir J.

“Ketika ada suara tembakan, dia (Ricky) sembunyi. Dia nggak tahu, lawan tembaknya Joshua. Setelah tembakan berhenti, dia sudah melihat Josua, sudah tertelungkup,” ujar Taufan. Setelah itu, saksi Ricky baru melihat Bharada E turun dari tangga ke posisi Brigadir J yang sudah telungkup. Versi kepolisian, kematian Brigadir J awalnya disebut oleh kepolisian terjadi akibat baku tembak dengan Bharada E.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement