Para ART, Bharada E, Brigadir J, juga berurutan melakukan tes PCR di tempat yang sama. Setelah semuanya melakukan tes PCR, masing-masing, pun rehat melakukan aktivitas.
“Para krunya, ART, ADC (ajudan), dan lain-lain, berada di depan rumah (pribadi),” kata Taufan. Namun, bukti rekaman CCTV terkait keberadaan para ART dan ajudan di depan rumah tersebut tak ada. “Jadi ini, hanya keterangan mereka saja saat kita minta keterangan,” kata Taufan.
Masih menurut keterangan dari hasil pemeriksaan, kata Taufan, posisi Putri Sambo pada saat itu berada di dalam kamar pribadi. Akan tetapi, kata Taufan, tak ada informasi tentang bersama siapa Putri Sambo di dalam kamarnya itu.
Meski tak mendapatkan rekaman CCTV tentang aktivitas para ajudan, termasuk Bharada E, Brigadir J, dan ajudan lainnya yang sedang beraktivitas di depan rumah pribadi Irjen Sambo. Tim penyelidikan Komnas HAM memverifikasi situasi tersebut lewat bukti adanya percakapan via telepon antara Brigadir J dengan pacarnya bernama Vera.
“Telepon itu (antara Brigadir J dan Vera), terjadi pukul 16.31 WIB,” terang Taufan. Kata Taufan, hasil permintaan keterangan tim Komnas HAM kepada Vera di Jambi disebutkan adanya terdengar suara-suara orang tertawa-tawa menjadi latar suara obrolan Brigadir J dengan Vera.
“Jadi Yoshua itu, lagi kumpul-kumpul dengan teman-temannya sesama ADC (ajudan), dan ART di depan rumah (tinggal),” ujar Taufan.
Fakta serupa, kata Taufan, juga didapat dari keterangan para ajudan dan ART yang pernah diperiksa di Komnas HAM. Taufan melanjutkan, rentang waktu ketibaan Putri Sambo di rumah tinggal dan momen tertawa-tawa itu tak sampai selama satu jam. Karena, dalam rentang waktu tersebut, para ajudan dan ART juga menyiapkan diri untuk berpindah tempat ke rumah dinas di Duren Tiga.
Keberadaan rumah tinggal dan rumah dinas Irjen Sambo memang berbeda tempat. Jaraknya, tak sampai satu kilometer (km). Lokasinya berbeda kompleks. Dalam persiapan menuju rumah dinas itu, sekitar pukul 17.01 WIB semua yang ada di rumah tinggal menuju ke mobil.
“Mereka menuju ke rumah dinas itu, yang kita sebut selama ini sebagai TKP (tempat kejadian perkara),” ujar Taufan.
Belum ada bukti, dan penjelasan dalam bentuk apapun, bahwa Irjen Sambo ikut dalam rombongan menuju rumah dinas tersebut. Yang ada, kata Taufan, bukti rekaman CCTV yang memperlihatkan Irjen Sambo keluar dari rumah tinggal. “Beberapa menit kemudian (setelah rombongan Putri Sambo ke rumah dinas) ada terlihat Pak Sambo keluar rumah (tinggal),” ujar Taufan.
Tak ada penjelasan menuju ke mana Irjen Sambo keluar rumah tersebut. Sebab, dikatakan dia, bukti rekaman CCTV yang Komnas HAM dapatkan berhenti pada momen saat Irjen Sambo keluar dari rumah tinggal tersebut. “Beberapa menit setelah dia (Irjen Sambo) jalan CCTV itu berhenti,” ujar Taufan.
Dalam rekaman CCTV yang lainnya, kata Taufan, kembali terekam mobil Irjen Sambo yang datang menuju ke rumah pribadinya. Namun tak diketahui, kedatangan itu dari mana. “Tetapi, CCTV yang ini, nggak bisa menjelaskan apa-apa,” ujar Taufan.
Komnas HAM masih memegang keterangan dari penyidikan di kepolisian yang menyatakan keluarnya Irjen Sambo dari rumah pribadinya itu juga sedang menuju ke rumah dinas setelah Putri Sambo meneleponnya. “Bahwa katanya, dia menuju ke rumah dinas itu, karena istrinya menelepon tentang adanya kejadian itu (tembak-menembak). Tetapi, kami sampaikan, itu versi penyidik (Polisi),” ujar Taufan.
Taufan melanjutkan, penyelidikan Komnas HAM juga mendapatkan rekaman CCTV yang memperlihatkan Putri Sambo kembali dari rumah dinas ke rumah pribadi. “Dalam CCTV itu terlihat wajahnya (Putri Sambo) seperti menangis. Dia didampingi ada satu atau dua orang di belakangnya,” ujar Taufan.
Dalam CCTV tersebut juga tampak mobil provos dan mobil patroli hilir mudik. Pada sekitar pukul 19.00 rekaman CCTV lain juga memperlihatkan tayangan mobil ambulans.