Kamis 04 Aug 2022 18:43 WIB

Babel Fasilitasi Warga Manfaatkan Bekas Tambang untuk Pertanian

Pemanfaatan lahan bekas tambang untuk pertanian agar menekan harga pangan

Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) menyatakan siap memfasilitasi warga untuk memanfaatkan lahan kritis bekas penambangan bijih timah untuk mengembangkan usaha pertanian. (ilustrasi)
Foto: Republika/Yasin Habibi
Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) menyatakan siap memfasilitasi warga untuk memanfaatkan lahan kritis bekas penambangan bijih timah untuk mengembangkan usaha pertanian. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BELITUNG -- Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) menyatakan siap memfasilitasi warga untuk memanfaatkan lahan kritis bekas penambangan bijih timah untuk mengembangkan usaha pertanian. Ini dilakukan sebagai langkah menekan kenaikan harga pangan.

"Kami siap membantu dan memfasilitasi masyarakat untuk bertanam sayur, cabai, dan tanamanpangan lainnya di lahan kritis ini," kata Pj Gubernur Kepulauan Babel Ridwan Djamaluddin di Belitung Timur, Babel, Kamis (4/8/2022).

Baca Juga

Ia mengakui saat ini harga berbagai kebutuhan pokok dan sayur mayur mengalami kenaikan khususnya di Belitung Timur, karena 80 persen kebutuhan masyarakat di kepulauan tersebut dipasok dari luar daerah. "Kami menyarankan agar masyarakat Pulau Belitung bisa memanfaatkan lahan kritis bekas tambang yang ada untuk bertanam," ujarnya.

Bupati Belitung Sahani Saleh mendukung saran agar masyarakat memanfaatkan lahan-lahan kritis terlantar untuk mengembangkan tanaman pangan tersebut. "Saya baru-baru ini berkunjung ke Jepang dan di sana anak-anak muda yang kaya berprofesi sebagai petani. Di Belitung justru banyak orang bertanam hanya untuk konsumsi pribadi saja, harusnya juga bisa untuk dijual, sehingga harganya bisa murah di Belitung," katanya.

Menurut dia, pola pikir bertanam cukup untuk makan ini harus diubah dan masyarakat terutama anak-anak muda harus bangga menjadi petani dan nelayan. "Anak-anak muda di Jepang patut dicontoh, karena kreativitas mereka harga sayur memang diatur oleh pemerintah setempat menjadi stabil dan petani sayur di Jepang sejahtera kehidupannya," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement