Jumat 29 Jul 2022 10:20 WIB

Polresta Kupang Razia Pengguna Knalpot Racing yang Dikeluhkan Masyarakat

Sebanyak 146 unit sepeda motor yang menggunakan knalpot racing disita polisi.

Rep: Antara/ Red: Erik Purnama Putra
Kapolresta Kupang Kota Kombes, Rishian Krisna Budhiaswanto.
Foto: Dok Humas Polri
Kapolresta Kupang Kota Kombes, Rishian Krisna Budhiaswanto.

REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG -- Kepolisian Resort Kota (Polresta) Kupang Kota melarang dan gencar menindak pengendara bermotor roda dua yang masih menggunakan knalpot racing. Kapolresta Kupang Kota Kombes Rishian Krisna Budhiaswanto mengatakan, penindakan terhadap pengendara bermotor yang menggunakan knalpot racing dilakukan secara sporadis.

"Jadi dalam giat rutin pengaturan dan petugas mengetahui adanya knalpot racing langsung ditindak saat itu juga. Jadi ya bukan razia," katanya di Kota Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Jumat (29/7/2022).

Eks Kabid Humas Polda NTT itu mengatakan, pelaksanaan penindakan kendaraan bermotor racing itu dilakukan karena adanya pengaduan dari masyarakat. Dia menyebutkan, masyarakat resah dengan adanya knalpot racing yang mengakibatkan bising sehingga harus ditindak. Selain itu penggunaan knalpot racing juga dinilai melanggar UU Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (LLAJ).

"Penindakan terhadap kendaraan berknalpot racing itu juga tambah dia, akan terus dilakukan sampai dengan tak ada lagi kendaraan yang menggunakan knalpot racing di Kota Kupang," ujar Rishian.

Penindakan, sambung dia, tidak hanya dilakukan kepada kendaraan roda dua, tetapi juga kepada kendaraan roda empat yang menggunakan knalpot racing. Pihaknya pada pekan lalu berhasil menyita 146 unit kendaraan bermotor roda dua yang menggunakan knalpot racing.

Sejumlah warga atau pengguna jalan di Kota Kupang menyatakan pengendara bermotor yang menggunakan knalpot racing dinilai arogan ketika di jalanan. "Mereka yang pakai knalpot racing itu terlihat arogan. Saya pernah sekali digeber-geber dengan knalpot yang bising saat pengendara itu melintas secara tiba-tiba di samping saya," kata Lidya, warga kota Kupang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement