REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Masyarakat Indonesia dipandang belum secara baik dalam mengamankan aktivitas digitalnya.Seperti dalam memfilter informasi sebelum disebarkan, setiap pengguna perlu mengetahui ciri-ciri berita bohong atau hoaks yang bisa menjadi upaya untuk kesalahan informasi. Termasuk pengaruh dari paham radikalisme dan terorisme.
"Dari sisi literasi digital indeks literasi Indonesia masih dalam kategori sedang dengan skor 3,49 meskipun dari tahun kemarin sudah ada peningkatan, salah satunya dengan adanya edukasi literasi digital," kata Anggota Tular Nalar Guru Lansia dan Koordinator Wilayah Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo), Astin Meiningsih saat webinar Makin Cakap Digital 2022 untuk kelompok masyarakat di wilayah Kabupaten Blitar, Jawa Timur pada Selasa (26/7/2022).
Cepatnya arus informasi berkaitan dengan kemajuan teknologi di mana tidak ada batasan waktu, tempat dalam mengakses informasi dan berkomunikasi tanpa memandang latar belakang ekonomi dan pendidikan. Semua orang lebih mudah berekspresi, mengeluarkan pendapat, ide, gagasan, kritik dan saran.
Namun setiap pengguna media digital sebaiknya mengecek fakta dulu sebelum membagikan informasi."Ini sebagai wujud aktualisasi nilai Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika saat berinteraksi di ruang digital," katanya lagi.
Dia pun mengajak agar selalu berpikir kritis dan tidak terprovokasi hasutan. Masyarakat harus berpartisipasi dan berkolaborasi mencegah radikalisme dan terorisme untuk menjaga kedaulatan bangsa melalui edukasi literasi digital.
Merespons perkembangan Teknologi Informasi Komputer (TIK), Kementerian Komunikasi dan Informatika RI bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi melakukan kolaborasi dan mencanangkan program Indonesia Makin Cakap Digital. Program ini didasarkan pada empat pilar utama literasi digital yakni Kemampuan Digital, Etika Digital, Budaya Digital, dan Keamanan Digital. Melalui program ini, 50 juta masyarakat ditargetkan akan mendapat literasi digital pada tahun 2024.
Webinar #MakinCakapDigital 2022 untuk kelompok komunitas dan masyarakat di wilayah Kabupaten Blitar, Jawa Timur merupakan bagian dari sosialisasi Gerakan Nasional Literasi Digital yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika bekerja sama dengan Siberkreasi.
Kali ini hadir pembicara-pembicara yang ahli dibidangnya antara lain Anggota Tular Nalar Guru Lansia dan Koordinator Wilayah Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo), Astin Meiningsih,Anggota Ikatan Guru TIK PGRI, Fajar Tri Laksono, serta mengundang Key Opinion Leaders (KOL) Indy Barents. Untuk informasi lebih lanjut mengenai program Makin Cakap Digital hubungi info.literasidigital.id dan cari tahu lewat akun media sosial Siberkreasi.