REPUBLIKA.CO.ID,BANDUNG--Idul Adha 1443 H, program Green Kurban 2022 bahagiakan 17.782 penerima manfaat di penjuru Indonesia dari Aceh hingga Papua, Afrika dan Gaza. Meski saat ini tengah berada dalam ancaman wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) namun senantiasa berikhtiar maksimal dalam melakukan pencegahan.
Mulai dari membatasi penerimaan penggemukan domba di bulan April, melakukan disinfeksi kandang, monitoring kesehatan hewan kurban, hingga mengantongi keterangan kesehatan dari dinas terkait, hal ini dilakukan semata-mata untuk memberikan hewan kurban terbaik bagi muqarrib dan penerima manfaat. Daging kurban ini pun diterima penerima manfaat yang kebanyakan berprofesi sebagai buruh tani, nelayan, pedagang kecil di pelosok desa dan dhuafa di simpul miskin perkotaan.
“Alhamdulillah, melalui Green Kurban tak hanya menceriakan Idul Adha di pelosok Nusantara dan wilayah konflik, tapi juga ikhtiar dalam memberikan pangan bergizi bagi mereka yang membutuhkan,” kata Direktur Green Kurban.Khori Ainul Yakin dalam siaran persnya. Pihaknya mengucapkan terima kasih untuk semua muqarib yang sudah berkurban melalui Green Kurban Sinergi Foundation. "Semoga amal kurban ini menjadi salah satu bekal terbaik di akhirat kelak." katanya.
Khori menuturkan, langkah Green Kurban tak hanya berhenti sampai di sana. Kini, agenda berikutnya adalah menanam pohon sebagai penghijauan. Sebab ikhtiar Green Kurban adalah menanam pohon dari hewan yang dikurbankan. Dalam kurun waktu 2013-2021 program Green Kurban berjalan, ada sekitar 27.017 bibit pohon yang ditanam dan disebar di berbagai wilayah. Salah satunya adalah penanaman 600 bibit cemara di pesisir Pantai Ria Bomo, Desa Bomo, Kec. Blimbingsari, Kab. Banyuwangi.
Lokasi penanaman ini dipilih sebab masuk ke dalam lahan yang rawan abrasi (pengikisan tanah). Setiap tahunnya abrasi yang terjadi bisa mencapai 4 meter, sehingga penanaman pohon terus dilakukan. Sebagaimana tujuannya, penanaman pohon dari program Green Kurban memang menyasar titik-titik yang rawan bencana alam, seperti banjir, tsunami, dan longsor. Selain itu, kawasan pesisir Bomo juga merupakan salah satu kawasan zona konservasi Pohon Cemara.
“Tentu penanaman ini diharapkan dapat menjadi upaya membenahi lahan yang telah kritis sekaligus memperbaiki ekosistem. Insya Allah, tahun 2022 ini pun kami berencana menanam cemara,” kata Khori. Ia pun memohon doa dan dukungan masyarakat luas agar Green Kurban dapat terus produktif menebar manfaat bagi sesama dan lingkungan.