REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko menanggapi hasil survei Lembaga Survei Indonesia (LSI) terkait kondisi ekonomi nasional yang dinilai memburuk oleh masyarakat. Ia menjelaskan, saat ini perekonomian global dalam kondisi yang tak baik.
Bahkan, beberapa negara di dunia pun memiliki risiko mengalami perburukan kondisi ekonomi. Hal ini juga terjadi di Indonesia.
“Kita mesti sampaikan juga kepada masyarakat bahwa kondisi perekonomian global saat ini tidak baik-baik saja. Bukan hanya Indonesia yang menghadapi situasi ini,” ujar Moeldoko kepada wartawan di Gedung Bina Graha, Kompleks Istana Kepresidenan, Senin (25/7/2022).
Moeldoko mengatakan, berdasarkan hasil survei Bloomberg menunjukkan tingkat risiko resesi di 15 negara, termasuk di Indonesia. “Kita masih alhamdulillah pada rangking yang ke-15 dari 15 itu, kita pada risiko tiga persen. Apa itu dimulai dari Sri Lanka dan seterusnya,” ujarnya.
Meski demikian, kondisi ekonomi di Indonesia dinilai masih relatif lebih baik dibandingkan negara-negara lainnya. Sebab, kata dia, pertumbuhan ekonomi Indonesia masih cukup tinggi. Selain itu, inflasi di Indonesia juga dinilai masih relatif baik dibandingkan negara lainnya.
“Jadi saya ingin menyampaikan kepada masyarakat bahwa kondisi lingkungan global memang tidak sedang baik kondisinya. Dan kondisi ekonomi nasional kita relatif cukup baik,” jelas Moeldoko.
Terkait hasil survei LSI tersebut, Moeldoko pun mengakui saat ini terdapat kenaikan harga beberapa komoditas pangan. Namun, ia menyebut pemerintah telah berupaya menstabilkan harga pangan, salah satunya yakni minyak goreng yang sempat melambung tinggi dalam beberapa bulan.
Berdasarkan hasil survei LSI, mayoritas responden survei menilai buruk ekonomi Indonesia saat ini. Hanya 25,4 persen masyarakat yang menyatakan bahwa kondisi ekonomi Indonesia saat ini sangat baik atau baik. Sedangkan 35,1 persen masyarakat menilai sedang dan 35,1 persen menilai buruk dan sangat buruk. 4,4 persen lainnya menilai tidak tahu.