Rabu 20 Jul 2022 18:53 WIB

PDAM Kota Bogor Sebutkan Bahaya Sampah di Sungai Cisadane

Sampah tersebut mempengaruhi instrumen terhadap peralatan IPA

Rep: shabrina zakaria/ Red: Hiru Muhammad
Sebanyak 80 persen air baku Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Perumda Tirta Pakuan Kota Bogor, berasal dari Sungai Cisadane. Saat ini, sampah di Sungai Cisadane menjadi fokus Perumda Tirta Pakuan karena bisa mempengaruhi kapasitas produksi air minum.
Foto: istimewa
Sebanyak 80 persen air baku Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Perumda Tirta Pakuan Kota Bogor, berasal dari Sungai Cisadane. Saat ini, sampah di Sungai Cisadane menjadi fokus Perumda Tirta Pakuan karena bisa mempengaruhi kapasitas produksi air minum.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR— Sebanyak 80 persen air baku Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Perumda Tirta Pakuan Kota Bogor, berasal dari Sungai Cisadane. Saat ini, sampah di Sungai Cisadane menjadi fokus Perumda Tirta Pakuan karena bisa mempengaruhi kapasitas produksi air minum.

Direktur Teknik Perumda Tirta Pakuan, Ardani Yusuf, mengatakan sampah tersebut mempengaruhi instrumen terhadap peralatan IPA. Serta membuat life time atau umur hidup dari peralatan IPA mengalami penurunan.“Juga debit (air) yang ada juga mejadi penurunan. Kenapa? Ya karena kita tersumbat, di screen kita berapa kali tersumbat,“ kata Ardani kepada wartawan, Rabu (20/7/2022).

Baca Juga

Ke depan, terkait sampah yang dikumpulkan dalam kegiatan bebersih atau membersihkan sungai pada Rabu (20/7), akan ada pengelolaan sampah tersebdiri selain dibakar. Ardani mengaku pihaknya merekrut ahli sampah yang pernah mengikuti pelatihan di Jepang, dan mampu mengubah sampah menjadi pupuk kompos. Sebab, kata dia, pembakaran sampah tidak mampu menghancurkan semua sampah. Sehingga sampah yang dikumpulkan akan dibentuk menjadi kompos.

Ia menjelaskan, sampah yang dikumpulkan akan dipilah terlebih dahulu mana yang bisa diolah. Baru kemudian diolah dan ditempatkan di stasiun kompos sebagai bentuk pemanfaatan sampah tersebht.“Dan itu tidak hanya di Saluran Intake Ciherang Pondok dan di intake intake seperti di Cikereteg, Pasir Angin, dimana itu sampahnya cukup besar. Sehari bisa mencapai 3 sampai 4 kibik,” pungkasnya.

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement