REPUBLIKA.CO.ID, GARUT -- Sebanyak 43 unit jembatan di Kabupaten Garut dilaporkan terdampak bencana yang terjadi pada Jumat (15/7/2022). Akibatnya, aktivitas sejumlah warga terkendala lantaran sebagian jembatan yang terdampak itu tak bisa dilalui.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Garut, Satria Budi, mengatakan, dari total 43 jembatan yang terdampak, tidak seluruhnya tak bisa dilalui. Sebagian jembatan masih bisa dilalui oleh warga sekitar meski dalam keadaan darurat.
"Sebagian masih ada yang bisa digunakan. Saat ini Dinas PUPR (pekerjaan umum dan penataan ruang) masih melakukan verifikasi," kata Satria, saat dikonfirmasi Republika, Rabu (20/7/2022).
Ia menambahkan, pihaknya sudah berkoordinasi dengan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Garut untuk melakukan penanganan jembatan yang terdampak bencana.
Selain itu, aparat TNI dan Polri juga disebut siap untuk melakukan penanganan darurat sambil menunggu perbaikan permanen terhadap jembatan yang rusak.
Sekretaris Dinas PUPR Kabupaten Garut, Asep Oo Kosasih, mengatakan, pihaknya telah melakukan verifikasi ke sejumlah jembatan yang terdampak. Namin, verifikasi itu belum dilakukan ke seluruh jembatan yang dilaporkan terdampak karena keterbatasan waktu dan personel.
Kendati demikian, pihaknya sudah mengusulkan anggaran belanja tidak terduga (BTT) untuk melakukan penanganan darurat sejumlah jembatan rusak yang telah diverifikasi. Sementara sisanya, kemungkinan besar akan ditangani setelah masa tanggap darurat bencana selesai.
"Yang sudah kami ajukan untuk diperbaiki secara darurat itu ada sekitar 10 atau 11 jembatan untuk penanganan darurat. Itu mayoritas berada di wilayah Banjarwangi," kata dia.
Asep menjelaskan, penanganan yang akan dilakukan adalah membuat jembatan darurat menggunakan kayu dan anyaman. Sementara untuk perbaikan permanen akan dilakukan pada masa pascabencana.
Ihwal jembatan rusak yang berada di wilayah perkotaan, menurut dia, sejauh ini belum ada rencana perbaikan darurat. Ia mencontohkan, jembatan rusak yang ada di Kampung Dayeuh Handap, Kelurahan Kota Kulon, Kecamatan Garut Kota, telah dijadwalkan untuk diperbaiki pada masa pascabencana. Sementara untuk jembatan yang menghubungkan di Kecamatan Banyuresmi dan Karangpawitan rencananya akan diperbaiki oleh TNI.
Asep menilai, terdampaknya puluhan jembatan akibat bencana pada akhir pekan lalu tak membuat adanya warga yang terisolasi secara total. Meski begitu, aktivitas masyarakat pasti terganggu karena warga jadi harus memutar lebih jauh akibat jembatan rusak.
"Selama ini sebagian sudah tertangani meski secara darurat," kata dia.