Senin 18 Jul 2022 17:15 WIB

Epidemiolog: Wajib Booster untuk PTM demi Tingkatkan Capaian Vaksinasi

Menurut epidemiolog, vaksin booster harusnya diwajibkan sebelum tahun ajaran baru.

Petugas kesehatan menyuntikkan vaksin Covid-19 dosis ketiga (booster) kepada seorang siswa di SMK N 2 Purwokerto, Banyumas, Jateng, Senin (18/7/2022). Demi meningkatkan cakupan vaksinasi booster, komunitas pendidikan dapat diwajibkan untuk mendapatkannya sebagai syarat mengikuti pembelajaran tatap muka (PTM).
Foto: ANTARA/Idhad Zakaria
Petugas kesehatan menyuntikkan vaksin Covid-19 dosis ketiga (booster) kepada seorang siswa di SMK N 2 Purwokerto, Banyumas, Jateng, Senin (18/7/2022). Demi meningkatkan cakupan vaksinasi booster, komunitas pendidikan dapat diwajibkan untuk mendapatkannya sebagai syarat mengikuti pembelajaran tatap muka (PTM).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Epidemiolog Tri Yunis Miko Wahyono mengatakan untuk meningkatkan capaian vaksinasi booster (dosis penguat) diperlukan koordinasi semua sektor. Salah satunya dengan mewajibkan komunitas pendidikan, baik guru, siswa sekolah, dan mahasiswa untuk dapat melakukan kegiatan pembelajaran tatap muka (PTM).

"Harusnya sebelum masuk sekolah, buka tahun ajaran, apalagi kalau PTM itu booster," kata Miko ketika dihubungi oleh Antara dari Jakarta, Senin (18/7/2022).

Baca Juga

Ketua Departemen Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (UI) itu juga memberi contoh bagaimana kewajiban booster itu juga dapat diberlakukan bagi mahasiswa yang ingin melakukan proses PTM. Capaian untuk vaksinasi Covid-19 dosis ketiga itu juga dapat didorong dengan menjadikannya sebagai kewajiban untuk pekerja dari berbagai sektor dan kemudian dilanjutkan bagian masyarakat lain, seperti pedagang, petani, dan nelayan.

"Jadi semua sektor seolah-olah bekerja," tutur Miko.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...

Apakah internet dan teknologi digital membantu Kamu dalam menjalankan bisnis UMKM?

  • Ya, Sangat Membantu.
  • Ya, Cukup Membantu
  • Tidak
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
كَانَ النَّاسُ اُمَّةً وَّاحِدَةً ۗ فَبَعَثَ اللّٰهُ النَّبِيّٖنَ مُبَشِّرِيْنَ وَمُنْذِرِيْنَ ۖ وَاَنْزَلَ مَعَهُمُ الْكِتٰبَ بِالْحَقِّ لِيَحْكُمَ بَيْنَ النَّاسِ فِيْمَا اخْتَلَفُوْا فِيْهِ ۗ وَمَا اخْتَلَفَ فِيْهِ اِلَّا الَّذِيْنَ اُوْتُوْهُ مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَتْهُمُ الْبَيِّنٰتُ بَغْيًا ۢ بَيْنَهُمْ ۚ فَهَدَى اللّٰهُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لِمَا اخْتَلَفُوْا فِيْهِ مِنَ الْحَقِّ بِاِذْنِهٖ ۗ وَاللّٰهُ يَهْدِيْ مَنْ يَّشَاۤءُ اِلٰى صِرَاطٍ مُّسْتَقِيْمٍ
Manusia itu (dahulunya) satu umat. Lalu Allah mengutus para nabi (untuk) menyampaikan kabar gembira dan peringatan. Dan diturunkan-Nya bersama mereka Kitab yang mengandung kebenaran, untuk memberi keputusan di antara manusia tentang perkara yang mereka perselisihkan. Dan yang berselisih hanyalah orang-orang yang telah diberi (Kitab), setelah bukti-bukti yang nyata sampai kepada mereka, karena kedengkian di antara mereka sendiri. Maka dengan kehendak-Nya, Allah memberi petunjuk kepada mereka yang beriman tentang kebenaran yang mereka perselisihkan. Allah memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki ke jalan yang lurus.

(QS. Al-Baqarah ayat 213)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement