Ahad 17 Jul 2022 23:20 WIB

53 Juta Warga Indonesia Sudah Divaksinasi Booster

Vaksinasi booster sudah diberikan kepada 25 persen sasaran.

Petugas kesehatan menyuntikan vaksin Covid-19 kepada penumpang kereta di Stasiun Pasar Senen, Jakarta, Ahad (17/7/2022). Pemerintah mulai memberlakukan penyesuaian aturan perjalanan yang mewajibkan pelaku perjalanan dalam negeri telah menerima vaksin dosis ketiga atau booster. Republika/Putra M. Akbar
Foto: Republika
Petugas kesehatan menyuntikan vaksin Covid-19 kepada penumpang kereta di Stasiun Pasar Senen, Jakarta, Ahad (17/7/2022). Pemerintah mulai memberlakukan penyesuaian aturan perjalanan yang mewajibkan pelaku perjalanan dalam negeri telah menerima vaksin dosis ketiga atau booster. Republika/Putra M. Akbar

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Satuan Tugas Penanganan COVID-19 melaporkan jumlah penduduk Indonesia yang telah menerima dosis ketiga atau penguat mencapai 53.056.762 jiwa. Angka ini dilaporkan hingga Ahad, 17 Juli 2022.S

Jumlah penduduk yang telah mendapat suntikan tiga dosis vaksin COVID-19 tersebut bertambah 309.568 orang. Dengan demikian, maka laju suntikan dosis penguat vaksin COVID-19 sudah diberikan pada 25,47 persen dari total warga yang menjadi sasaran vaksinasi COVID-19, yakni 208.265.720 orang.

Baca Juga

Sementara itu, penduduk yang mendapatkan dua dosis vaksin COVID-19 bertambah 51.165 menjadi 169.565.409 orang atau setara 81,41 persen dari total sasaran. Sedangkan penerima dosis pertama bertambah 37.530 sehingga mencapai 201.944.864 orang atau setara 96,96 persen dari total sasaran.

Pada Ahad ini, Satgas mencatat ada tambahan 3.540 kasus COVID-19 di Indonesia. Sebanyak 2.574 pasien sembuh serta 10 pasien meninggal akibat COVID-19.

Secara nasional, jumlah kasus aktif naik sebanyak 956 kasus menjadi 27.550 orang. Juru Bicara Kementerian Kesehatan RI Mohammad Syahril mengatakan peningkatan kasus aktif COVID-19 hingga dua kali lipat telah sesuai dengan prediksi awal pemerintah.

"Sejak awal sudah kami beritahu, kalau di pekan kedua sampai keempat Juli 2022, kemungkinan terjadi lonjakan kasus yang diprediksi sekitar 20 ribuan per hari saat puncaknya nanti," kata Mohammad Syahril.

Prediksi tersebut dilatarbelakangi hasil pengamatan Kemenkes terhadap laju kasus Omicron di sejumlah negara lain yang rata-rata meningkat 30 persen pada Januari-Februari 2022. Syahril mengatakan sebanyak 81 persen kasus COVID-19 di Indonesia adalah subvarian Omicron BA.4 dan BA.5, sehingga memiliki karakteristik yang sama dengan varian pendahulu Omicron.

"Kita harap kasusnya tidak terus naik. Kita perlu kendalikan," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement