Ahad 03 Jul 2022 12:26 WIB

Muhadjir Heran Kabupaten Sumenep Masuk Daerah Tertinggi Stunting

Pola makan anak di Sumenep diduga jadi penyebab stunting.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Indira Rezkisari
Menko PMK Muhadjir Effendy menilai Kabupaten Sumenep seharusnya tidak memiliki angka stunting tinggi. Persediaan bahan pangan di Sumenep pasalnya melimpah sebagai sumber gizi anak.
Foto: ANTARA/Aprillio Akbar
Menko PMK Muhadjir Effendy menilai Kabupaten Sumenep seharusnya tidak memiliki angka stunting tinggi. Persediaan bahan pangan di Sumenep pasalnya melimpah sebagai sumber gizi anak.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy menyoroti Kabupaten Sumenep menjadi salah satu daerah yang memiliki angka stunting tinggi di Provinsi Jawa Timur. Berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2021, angka prevalensi stunting di Kabupaten Sumenep sebesar 29 persen yang merupakan tertinggi ke-5 di Provinsi Jawa Timur.

Muhadjir mengatakan Kabupaten Sumenep seharusnya tidak memiliki angka stunting tinggi. "Kabupaten sumenep ini untuk ketersediaan bahan pangan saya kira sudah cukup. Cuma mungkin pola makannya yang harus dibenahi," ujar Muhadjir dikutip dari website Kemenko PMK, Ahad (3/7/2022).

Baca Juga

Dia mengatakan, Kabupaten Sumenep memiliki kekayaan alam dan kekayaan laut yang luar biasa yang dapat dimanfaatkan untuk mencegah stunting pada anak. Namun, menurutnya, kesalahan yang menyebabkan stunting tinggi adalah kesalahan pola makan pada anak.

Karenanya, dia meminta agar orang tua dapat mendorong dan membiasakan anak-anak mengonsumsi makanan yang lebih bergizi seperti hasil ikan laut.

"Termasuk mendorong membiasakan anak-anak untuk makan ikan. Baik cakalang, teri, kakap, tuna. Yang penting makan ikan laut. Karena itu mengandung asam folat yang tinggi. Asam folat itu sangat penting untuk pertumbuhan otak," ujarnya.

Muhadjir mengatakan, pengakuan dari orang tua yang dikunjunginya, banyak anak-anak yang lebih suka makan makanan ringan kemasan. Padahal, kata Muhadjir, makanan ringan ini sebaiknya tidak dikonsumsi jangka panjang.

Karenanya, dia menyarankan agar orang tua lebih memberikan anak-anak makanan bergizi yang ada di alam Pulau Madura dan Kabupaten Sumenep. "Orang tua anak ini sudah saya sarankan jangan membiasakan anaknya makan snack olahan yang dibungkus bagus-bagus sebetulnya kemasannya isinya tidak bagus. Karena di situ mengandung zat kimia yang tidak bagus untuk anak," jelasnya.

Dengan begitu, Muhadjir berharap, angka stunting di Kabupaten Sumenep bisa segera turun dan hingga sesuai dengan target nasional. "Jadi di sini masih di atas rata-rata nasional. Harus kerja keras untuk capai 14 persen sesuai target nasional," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement