REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Transaksi investor Sumatra Utara di pasar modal hingga Mei 2022 masih di bawah rata-rata 2021 yang mencapai Rp 18 triliun per bulan meski jumlah investor baru sudah bertambah.
"Transaksi investor Sumut di pasar modal hingga Mei 2022 rata-rata baru sekitar Rp 13 triliun per bulan," ujar Kepala BEI Sumut Pintor Nasution di Medan, Sabtu (26/6/2022).
Menurut dia, ada beberapa faktor yang membuat masih rendahnya transaksi, seperti investor masih melihat perkembangan ekonomi yang sempat terpuruk sejak pandemi COVID-19, kemudian dampak isu global dan termasuk juga akibat kenaikan suku bunga perbankan."Namun BEI meyakini, transaksi investor akan bergerak naik terus," ujarnya.
Keoptimistisan bakal ada kenaikan transaksi itu, ujar Pintor, antara lain mengacu pada perekonomian yang semakin membaik dan adanya terus penambahan jumlah investor baru. Ekonomi yang bergerak pulih termasuk secara global, membuat investor semakin yakin berinvestasi di pasar modal.
Kemudian, ada penambahan jumlah investor baru di Sumut. Jumlah investor baru Sumut di pasar modal selama Januari - April 2022, misalnya, sudah mencapai 15.374. Jumlah itu sudah 26,5 persen dari target pencapaian penambahan investor baru di 2022 yang sebanyak 58.089.
"Dengan penambahan sebanyak 15.374 hingga April, total jumlah investor Sumut di pasar modal sudah 181.343," ujar Pintor.
Menurut dia, realisasi jumlah investor baru pasar modal itu menggembirakan dan berharap penambahan di 2022 lebih besar dari 2021. Pada 2021, penambahan investor baru sebanyak 80.702 dari target 51.054.