REPUBLIKA.CO.ID,
JAKARTA -- Figur Menteri BUMN Erick Thohir sebagai Anggota Kehormatan Banser membuat restu kiai-kiai Nadhlatul Ulama (NU) mendarat kepadanya. Doa dan dukungan agar Erick Thohir maju di Pilpres 2024 pun semakin masif didengungkan oleh para kiai-kiai NU khususnya di Jawa Timur (Jatim).
Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Islam, Mojokerto KH Ahamd Siddiq adalah salah satu ulama NU yang memberikan dukungannya kepada Erick Thohir. Ia mengatakan, sudah selayakanya Indonesia ke depan dipimpin oleh figur pemimpin yang memegang erat nilai-nilai kesantrian seperti Erick Thohir.
“Sudah selayaknya dan sepatutnya, Indonesia ke depan dipimpin oleh santri dan Pak Erick Thohir sebagai Anggota Kehormatan Banser adalah bagian dari santri,” ujar Kiai Sidiq.
Doa yang sama juga digaungkan oleh Ketua Majelis Pengasuh Pondok Pesantren Bahrul Ulum (PPBU), Jombang, Dr KH Hasib Wahab Hasbulloh atau akrab disapa Gus Hasib. Tokoh NU Jombang itu mendoakan Erick Thohir agar menjadi Presiden Indonesia selanjutnya.
“Mari kita semua doakan agar Pak Erick Thohir ini jadi presiden kita,” kata Gus Hasib di hadapan ribuan santri Yayasan PPBU Jombang.
Restu kiai-kiai NU ini kemudian berdampak pada melejitnya elektabilitas yang diraih Erick Thohir. Berdasarkan temuan terbaru lembaga survei Poltracking Indonesia, mayoritas masyarakat Jatim menginginkan Erick Thohir menjadi pemimpin Indonesia.
Menurut Direktur Riset Poltracking Indonesia, Arya Budi, peran kiai-kiai NU di Jatim sangat mempengaruhi ceruk pemilih. Jadi, lanjutnya, ketika seorang tokoh NU yang berpengaruh mendaratkan restunya kepada satu pihak, hal tersebut bakal menjadi rujukan bagi masyarakat.
“Jadi preferensi dari tokoh kultural di Jatim yang notabene adalah basis NU dan ada banyak tokoh NU di sana, kiai-kiai yang dihormati dan kata-katanya selalu menjadi rujukan, temasuk pilihan politiknya,” kata Arya.
Seperti diketahui, berdasarkan hasil survei terbaru Poltracking Indonesia di daerah Jatim, Erick Thohir merajai perolehan elektabilitas dalam simulasi 15 nama cawapres. Terekam, Ketua Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) ini memperoleh elektabilitas sebesar 14.2 persen.