REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mengatakan pertemuan kedua Environment Deputies Meeting and Climate Sustainability Working Group (EDM-CSWG) negara-negara anggota G20 menghasilkan dokumen awal (pre-zero draft) terkait lingkungan hidup dan pengendalian iklim secara berkelanjutan.
"Pertemuan ini sudah menghasilkan satu dokumen yang disebut pre-zero draft yang merupakan dokumen awal," kata Direktur Jenderal (Dirjen) Pengendalian Perubahan Iklim KLHK Laksmi Dhenwanthi dalam konferensi pers Hasil Pertemuan Kedua G20 EDM-CSWG.
Laksmi menuturkan dokumen awal tersebut akan dibahas terus menerus sampai pada Agustus 2022 dihasilkan satu dokumen yang disebut Ministerial communique on environment and climate sustainability atau komunike G20 tingkat menteri bidang lingkungan hidup dan pengendalian iklim berkelanjutan. Komunike tingkat menteri akan menjadi masukan bagi penyusunan deklarasi para pemimpin G20 di Konferensi Tingkat Tinggi G20 yang akan diselenggarakan pada November 2022.
"Jadi untuk bisa mendapatkan Ministerial communique di bulan Agustus maka pertemuan kedua ini menjadi penting karena pertemuan kedua ini telah membahas apa saja hal-hal yang menjadi perhatian dari negara-negara di bawah topik tiga prioritas," ujarnya.
Pertemuan kedua tersebut merupakan tindak lanjut dari pertemuan pertama G20 EDM-CSWG di Yogyakarta pada Maret 2022, untuk membahas lebih dalam hal-hal yang menjadi perhatian dari negara anggota G20 terkait tiga isu prioritas yang sudah disepakati dalam pertemuan pertama itu. Tiga isu prioritas tersebut adalah mendukung pemulihan yang berkelanjutan, peningkatan aksi berbasis daratan dan lautan untuk mendukung perlindungan lingkungan hidup dan tujuan pengendalian perubahan iklim.
Prioritas berikutnya adalah peningkatan mobilisasi sumber daya untuk mendukung perlindungan lingkungan hidup dan tujuan pengendalian perubahan iklim. Hal-hal yang menjadi perhatian sebagai turunan dari tiga isu prioritas tersebut meliputi antara lain aksi adaptasi dan mitigasi, pengelolaan air, pengurangan emisi gas rumah kaca, degradasi lahan, konsumsi berkelanjutan, efisiensi sumber daya, keanekaragaman hayati, dan perlindungan laut.
Sementara Dirjen Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan KLHK, Sigit Reliantoro, mengatakan dokumen awal atau pre-zero draft itu akan ditindaklanjuti dengan beberapa rangkaian pertemuan ke depan sehingga hasil akhir dokumen bisa disampaikan pada pertemuan tingkat menteri di Bali pada Agustus 2022. Sigit menuturkan pertemuan kedua G20 EDM-CSWG juga menekankan pentingnya kajian ilmiah sebagai dasar pengambilan keputusan untuk menangani masalah lingkungan hidup dan pengendalian iklim secara berkelanjutan.
Pertemuan tersebut juga membahas tentang kesamaan target ambisius yang masih perlu disinkronkan antara kebutuhan negara maju dengan negara berkembang. Pertemuan itu dihadiri langsung oleh 18 anggota G20, dan delegasi dari Argentina dan China hadir secara virtual. Pertemuan itu juga mengundang beberapa negara sahabat seperti Spanyol, Belanda, Singapura, Fiji, serta beberapa organisasi internasional. EDM-CSWG merupakan salah satu kelompok kerja dalam Presidensi Indonesia di G20 dan mempunyai tugas membahas isu-isu pembangunan yang terkait dengan lingkungan hidup dan pengendalian iklim secara berkelanjutan.