REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Partai Demokrat mengakui adanya komunikasi yang semakin intens dengan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Saat ini koalisi mereka mengesampingkan capres dulu.
"Akhir-akhir ini komunikasi dengan PKS dan PKB makin intens. Ada kesamaan platform, visi, dan cara pandang dalam memperjuangkan hak-hak dan program-program pro rakyat," ujar Kepala Badan Komunikasi Strategis Partai Demokrat, Herzaky Mahendra Putra, Sabtu (18/6).
Partai Demokrat, PKB, dan PKS disebutnya juga pernah bekerja sama dalam pemerintahan periode 2004-2014. Ia mengklaim, ketiga partai mengesampingkan terlebih dahulu pemilihan presiden (Pilpres) 2024. "Soal capres-cawapres kami kesampingkan dulu, yang kami utamakan adalah apa yang terbaik untuk rakyat," ujar Herzaky.
Komunikasi antara Partai Demokrat, PKB, dan PKS dilandasi dengan egalitarian atau kesetaraan. Tanpa saling mendominasi satu sama lain, membangun kepercayaan, soliditas, dan menjunjung tinggi kedaulatan partai. "Kami juga sedang melakukan komunikasi intens dengan satu partai lagi di luar PKS dan PKB," ujar Herzaky.
Wakil Ketua Umum PKB, Jazilul Fawaid membenarkan adanya komunikasi antara pihaknya dengan PKS dan Partai Demokrat. Ketiga partai disebutnya tengah melakukan penjajakan dan menyamakan pandangan.
"Baru komunikasi, pacaran, soal deklarasi, soal pengumuman itu kan soal teknis saja, tidak ada yang terburu-buru. Tentu kalau kita mau deklarasi, ya nyari hari yang baik," ujar Jazilul di Gedung Nusantara III, Kompleks Parlemen, Jakarta.
Ketiga partai, jelas Jazilul, menjalin komunikasi karena PKB, PKS, dan Partai Demokrat belum memenuhi ambang batas pencalonan presiden atau presidential threshold sebesar 20 persen.
"Makanya kita membuat komunikasi ini sama-sama saling mengamankan, sama-sama saling memberikan keuntungan. Jadi tidak ada istilahnya duduk langsung bicara 'oh pasangannya harus ini harus ini, harus sgera putus'," ujar Jazilul.