Jumat 17 Jun 2022 21:48 WIB

Rakor Kepala Daerah PDIP Ditutup, Begini Kesan Gubernur Maluku Hingga Bobby Nasution

Rapat koordinasi (Rakor) kepala daerah PDIP resmi ditutup.

Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Kepala dan Wakil Kepala Daerah PDIP di Sekolah Partai, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Jumat (17/6/2022).
Foto: Dok Republika
Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Kepala dan Wakil Kepala Daerah PDIP di Sekolah Partai, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Jumat (17/6/2022).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Ratusan kepala daerah PDI Perjuangan (PDIP) yang mengikuti rapat koordinasi (Rakor) di Gedung Sekolah Partai di Jalan Lenteng Agung, Jakarta Selatan, memiliki kesan mendalam. Rakor semakin memantapkan komitmen kerja untuk rakyat dalam pemerintahan di tempat masing-masing. Hal itu terungkap ketika sejumlah kepala daerah yang jadi peserta kegiatan, berbicara mengenai kesan mengikuti rakor tersebut saat prosesi penutupan rakor yang dipimpin Sekjen Hasto Kristiyanto.

Hasto bercerita bahwa selama dua hari proses rakor, para kepala daerah wajib tidur di bangsal yang disediakan di Sekolah Partai. Sambil bercanda, Hasto mengatakan bahwa suhu ruangan sengaja di-setting agak dingin. Sehingga gelisah, dan akhirnya muncul keinginan berdialog dan bertukar pikiran antara satu dengan yang lain.

Baca Juga

Para kepala daerah lalu diminta menyampaikan kesan dan pesannya. Gubernur Maluku, Irjen Pol. (Purn) Murad Ismail mengaku bahwa selama proses rakor, selain belakar, sekaligus mengajari dirinya untuk sabar dan selalu berdisiplin. Saat dirinya masih bertugas di Brimob, otomatis kedisiplinan adalah keseharian. Namun setelah menjadi gubernur, dia mengaku kedisiplinannya menurun.

“Dan sekarang di rakor ini saya belajar untuk berdisiplin lagi di PDI Perjuangan,” kata Murad.

Wali Kota Medan, Bobby Nasution, mengaku dirinya merasakan, bagaimana di rakor itu para kepala daerah belajar bersama, entah usianya muda atau tua. Dan baginya, proses di rakor mengobarkan semangat bekerja untuk rakyat. Bahasanya Bobby, untuk selalu menjadi “muda”.

“Di sini mengajarkan kepada seluruh kepala daerah, walau banyak senior, bukan hanya diajarkan ilmu, tetapi harus tidur bersama, dipaksa “muda” lagi. Baik pikiran dan fisiknya. Pikiran mudanya dibangun kembali di sini,” ujar Bobby yang merupakan menantu Presiden Joko Widodo.

Bupati Tulang Bawang, Winarti, mengatakan dirinya berniat awalnya hendak bolos dan tidur sendiri di hotel di sekitar lokasi acara. Namun dia urungkan niatnya karena ternyata semua kepala daerah lain, termasuk puluhan yang perempuan, juga menginap bersama di bangsal di Sekolah Partai.

“Eh setelah saya tidur di sini, ternyata lebih enak di sini,” imbuh Winarti.

Dan sesuai yang disampaikan Hasto soal PDIP mendorong para kepala daerah itu bekerja sama dalam memajukan daerah, Winarti sekalian membuka tawaran kepada Walikota Bobby untuk diundang ke Medan. Apalagi Tulang Bawang jadi peringkat kelima nasional dalam hal prestasi mengatasi stunting.

“Tapi yang jelas Sekolah Partai di Lenteng Agung itu keren dan membuat kita jadi muda lagi,” kata Winarti.

Wakil Bupati Maybrat, Markus Jitmau, mengatakan bahwa rakor sangat berkesan. Dia mengatakan tanpa kegiatan ini, agak mustahil bagi dirinya, jangankan diskusi dan bertukar pikiran, bahkan mungkin untuk bertemu saja akan kesulitan dengan sosok seperti Bobby Nasution, Gibran, dan Ganjar Pranowo.

“Di sini mewujudnyatakan bahwa kita petugas partai benar-benar betul. Kalau tak disini, tak bisa ketemu Mas Ganjar, Mas Bobby. Tadi pagi dengan anak presiden (Gibran, red) di belakang,” kata Markus yang mengundang tawa para kepala daerah lainnya.

Wakil Wali Kota Semarang Hevearita G. Rahayu mengatakan bahwa kegiatan ini benar-benar memperkuat ilmu para kepala daerah. Dan memperkuat komunikasi, koordinasi, serta keguyuban para kepala daerah dari PDIP.

“Kita sangat senang. Bahkan ada yang minta bila perlu dilanjut dan ditambah harinya. Terus terang kami senang dan sangat berkesan sekolah partai ini. Dan akhirnya kami sampai membentuk grup WA Perempuan Banteng,” kata Hevearita.

Satu usul dari para kepala daerah perempuan adalah kurangnya kaca cermin besar di ruang bangsal, khususnya yang untuk perempuan. Itu dibutuhkan agar penampilan mereka tetap dipastikan baik. Merespons itu, Sekjen Hasto Kristiyanto mengatakan bahwa cermin bukan hanya dibutuhkan para kepala daerah perempuan.

“Untuk politisi, cermin bukan hanya urusan perempuan. Setiap elite politik perlu berkaca agar tetap mengakar, dengan berkaca tahu bahwa dirinya  adalah bagian dari keluarga besar Banteng PDI Perjuangan,” kata Hasto.

Hasto lalu mengapresiasi kerja baik Kepala Sekolah Komarudin Watubun yang bekerja keras menegakkan kedisiplinan para kepala daerah. Begitupun Ketua DPP PDIP bidang pemuda dan olahraga Eriko Sotarduga, yang memastikan para kepala daerah berolahraga dengan senam Sicita di pagi hari.

“Kedisiplinan dan kesadaran ini kita butuhkan, karena tantangan 2024 yang tak ringan. Maka itu, sinergi Tiga Pilar Partai harus ditegakkan. Partai harus tetap bergerak, memastikan pemerintahan Jokowi-Maruf Amin betul-betul mencapai keberhasilan maksimum dalam menghadapi berbagai masalah dampak pandemi dan situasi geopolitik dunia yang berdampak ke Indonesia,” kata Hasto.

“Dengan berbagi perspektif yang ada, kita harus bergerak bersama, menyatu dengan rakyat, membangun optimisme rakyat,” tegasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement