Kamis 16 Jun 2022 03:28 WIB

Satgas IDI: Meski Jengah, Prokes Harus Digalakkan

Di Indonesia telah ditemukan kasus varian baru Covid-19 yakni BA.4 dan BA.5. 

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Agus Yulianto
Ketua Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI), Prof Zubairi Djoerban.
Foto: Dok pribadi
Ketua Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI), Prof Zubairi Djoerban.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tren kenaikan kasus positif Covid-19 dan kasus aktif di Indonesia harus segera dimitigasi dengan baik agar tidak terus naik. Terlebih lagi, saat ini, di Indonesia telah ditemukan kasus varian baru Covid-19 yakni BA.4 dan BA.5 dengan transmisibilitasnya yang cepat.

Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Prof Dr Zubairi Djoerban kembali menyuarakan imbauannya terkait penularan virus Covid-19. "Saya tahu beberapa orang jengah dengan Covid-19. Tapi saya harus ingatkan kembali prokes harus digalakkan lagi, agar kita dapat menekan risiko penularan sebelum telat," tegas Zubairi dalam keterangan, dikutip Rabu (15/6).

Kementerian Kesehatan menganalisa, penyebab lonjakan kasus Covid-19 di Indonesia pada Mei 2022 ini adalah virus corona varian Omicron BA.4 dan BA.5. Infeksi virus corona varian Omicron BA.4 dan BA.5 sudah terdeteksi di sejumlah wilayah sejak awal Mei 2022.

Epidemiolog dari Universitas Griffith, Australia Dicky Budiman mengatakan, BA.4 dan BA.5 merupakan turunan dari Varian of Concern (VoC) Omicron yang kini sudah menyebar di 40 lebih negara di dunia. Sebagaimana turunan VoC lain yakni mutasi L.452 Delta, kedua varian baru BA.4 dan BA.5 ini mudah sekali menginfeksi manusia.

Permasalahannya, subvarian ini tidak hanya menyerang orang yang belum divaksin,tetapi juga individu yang telah menerima dosis lengkap. Bahkan, subvarian ini juga dapat menyerang mereka yang sudah pernah terinfeksi BA.1, BA.2, dan BA.

Dicky mengatakan, kemampuan reinfeksi tersebut disebabkan oleh turunan dari mutasi Delta L.452 yang dengan mudah mengikat reseptor angiotensin converting enzyme (Ace 2) yang ada di banyak sel tubuh organ manusia, khususnya sel paru-paru.

"Dengan adanya kemampuan BA.4 dan BA.5 bisa menyiasati deteksi dari antibodi, baik dari terinfeksi maupun antibodi dari vaksinasi, maka pertumbuhan perkembangan kasusnya di kisaran 12 sampai 13 persen," kata Dicky kepada Republika, Rabu (15/6).

Penambahan kasus Covid-19 pada Rabu (15/6) menembus angka 1.242. Pada Selasa (14/6) , penambahan kasus Covid-19 di Indonesia sebanyak 930 kasus baru.

Sementara itu, jumlah yang sembuh dari kasus Covid-19 pada hari ini bertambah 525 orang sehingga menjadi sebanyak 5.900.574 orang. Sedangkan jumlah orang yang meninggal akibat Covid-19 di Indonesia 8 bertambah 10 orang menjadi sebanyak 156.670 orang.

Jumlah kasus aktif Covid-19 di Indonesia pada hari ini mencapai 6.007 kasus, bertambah 709 dari sehari sebelumnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement