Senin 13 Jun 2022 18:33 WIB

Megawati Percaya Patung Relief Sarinah Selama Ini Sengaja Disembunyikan

Megawati mengatakan patung relief di Sarinah bercerita tentang kaum marhaen.

Rep: Febrianto Adi Saputro/ Red: Indira Rezkisari
Presiden Ke-5 RI yang juga Ketum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri berfoto dengan latar belakang relief di Gedung Sarinah, Jakarta, Senin (13/6/2022). Dalam kunjungan tersebut, Megawati Soekarnoputri juga mengunjungi ruang Ir. Soekarno yang saat ini digunakan sebagai galeri seni di lantai 6 serta lokasi penemuan relief di lantai dasar dari pusat perbelanjaan pertama di Indonesia tersebut. Republika/Thoudy Badai
Foto: Republika/Thoudy Badai
Presiden Ke-5 RI yang juga Ketum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri berfoto dengan latar belakang relief di Gedung Sarinah, Jakarta, Senin (13/6/2022). Dalam kunjungan tersebut, Megawati Soekarnoputri juga mengunjungi ruang Ir. Soekarno yang saat ini digunakan sebagai galeri seni di lantai 6 serta lokasi penemuan relief di lantai dasar dari pusat perbelanjaan pertama di Indonesia tersebut. Republika/Thoudy Badai

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum PDIP Perjuangan, Megawati Soekarnoputri, mengaku terkesan dengan keindahan patung relief di Sarinah, Jakarta, yang dibuat di era Presiden Soekarno. Megawati menangkap kesan relief tersebut selama ini sengaja disembunyikan.

"Relief itu disepertinya tanda kutip 'disembunyikan'. Tapi akhirnya Alhamdulillah dapat dikembalikan yang menurut saya dari sisi seni itu luar biasa sekali," kata Megawati di pusat perbelanjaan Sarinah, Jakarta, Senin (13/6/2022).

Baca Juga

Megawati mengaku tak mengingat siapa pemahat relief tersebut. Namun yang ia ketahui relief tersebut dikerjakan oleh beberapa orang.

"Menurut saya dari sisi seni itu luar biasa sekali. Karena mungkin anak muda sekarang belum tentu mengetahui untuk memahat seperti itu, panjang relief seperti itu bukan sebuah hal yang mudah karena itu tiga dimensi," ucapnya.

Ketika ditanya apakah relief itu bercerita mengenai masyarakat kaum marhaen, Megawati membenarkannya. Presiden ke-5 RI itu mengatakan banyak orang yang salah paham ketika mendengar kata 'marhaen'.

"Kenapa orang suka salah kalau dengar marhaen lalu konotasinya menjadi berbeda. Itu nama seorang petani yang ditemukan oleh Bung Karno di Jawa Barat," ujarnya.

"Jadi kalau bagi Bung Karno melihatnya, mereka punya sesuatu sendiri. Tetapi tidak bisa memperbesar. Katakanlah kalau punya pacul satu ya hanya satu saja, nah keinginan beliau adalah semua rakyat Indonesia itu harus menjadi sebuah negara yang gemah ripah loh jinawi," imbuhnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement