Sabtu 11 Jun 2022 02:33 WIB

Kasus Covid-19 Naik, Jokowi Tekankan Kewaspadaan

Kasus positif Covid-19 tercatat mengalami kenaikan dalam beberapa pekan terakhir.

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Gita Amanda
Petugas kesehatan melakukan tes usap PCR, (ilustrasi).
Foto: ANTARA/Muhammad Iqbal
Petugas kesehatan melakukan tes usap PCR, (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kasus positif Covid-19 tercatat mengalami kenaikan dalam beberapa pekan terakhir. Kendati demikian, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebut kondisi kasus positif saat ini masih terkendali dengan angka positivity rate masih di bawah 5 persen, yakni 1,03 persen.

“Yang paling penting kita berpegangan kepada angka positivity rate, pegangannya itu. Kan harus di bawah lima persen, kita sekarang ini di angka 1,03 persen. Jadi masih pada posisi terkendali,” kata Jokowi usai peluncuran program Rehabilitasi Mangrove dan World Mangrove Center di persemaian Rumpin, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Jumat (10/6/2022).

Baca Juga

Selain angka positivity rate yang masih rendah, Jokowi juga menyebut laju transmisi juga masih terkendali. “Angkanya 20 per 100 ribu per minggu kasus dan kita masih berada di angka 1. Jadi masih terkendali,” tambahnya.

Meskipun begitu, Jokowi meminta masyarakat untuk tetap mewaspadai tren kenaikan kasus positif ini. Ia menyebut, kenaikan kasus ini merupakan dampak dari penyelenggaraan libur lebaran sebulan yang lalu.

Untuk menekan kasus yang lebih tinggi, Presiden juga mendorong masyarakat agar segera mendapatkan vaksinasi booster atau suntikan ketiga. “Jadi masih terkendali, tapi tetap kewaspadaan itu penting. Oleh sebab itu, saya akan tekankan lagi pentingnya booster suntikan ketiga, ini akan kita terus lakukan,” ujar Jokowi.

Sebelumnya, Juru Bicara Pemerintah Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito menyampaikan adanya tren kenaikan kasus positif selama tiga pekan terakhir dan kenaikan kasus aktif selama empat hari terakhir. Jika dilihat pada grafik kasus positif mingguan, terjadi kenaikan 571 atau 31 persen dari kasus pada 22 Mei 2022, yaitu dari 1.814 menjadi 2.385 kasus mingguan.

Kemudian pada kasus aktif harian, terjadi kenaikan 328 atau 10 persen dari kasus aktif pada 2 Juni 2022 yaitu 3.105 menjadi 3.433 kasus aktif harian.

“Perlu menjadi perhatian bahwa terdapat kenaikan pada tren kasus positif selama 3 minggu terakhir dan kasus aktif selama 4 hari terakhir,” ujar Wiku saat konferensi pers yang disiarkan melalui kanal Youtube Sekretariat Presiden, Rabu (8/6).

Tren kenaikan kasus positif dan aktif ini penting untuk diwaspadai masyarakat. Sebab, selama kurang lebih tiga bulan berturut-turut sejak gelombang Omicron, Indonesia telah berhasil mempertahankan kasus agar tetap stabil.

Kabar baiknya, lanjut Wiku, kenaikan kasus ini tidak diikuti dengan kenaikan pada tren BOR rumah sakit, isolasi harian, maupun tren kematian mingguan. Ia menyebut, tren BOR isolasi harian tetap stagnan. Sedangkan tren kematian mingguan masih terus menunjukan angka penurunan sebagai tanda yang baik.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement