Untuk itu, menurut Daryono, sebaiknya tidak terburu-buru menyebarkan informasi prediksi jika hasilnya belum terbukti akurat dan belum teruji. Lain halnya jika serangkaian ujicoba dalam kajian prediksi gempa sudah sering dilakukan dan hasilnya terbukti andal, tepat dan akurat, maka hasil kajian ini dapat diterbitkan terlebih dahulu di beberapa publikasi jurnal ilmiah internasional bergengsi dan terindeks global (Q1).
"Di sini, hasil kajian prediksi gempa akan ditelaah oleh para pakar terkait, baik kerangka pikir, metode, data, cara penelitian, termasuk kesahihan landasan konsep/teori yang digunakan," jelas Daryono.
Manuskrip wajib diseleksi melalui serangkaian peer review yang ketat. Jika publikasi tersebut berhasil, maka selanjutnya dapat disahkan secara operasional oleh lembaga terkait.
Setelah itu, informasi prediksi gempa baru bisa dioperasionalkan untuk diinformasikan kepada masyarakat luas. Tentunya informasi prediksi gempa semacam ini, menurut Daryono, sudah terbukti akurat hingga diharapkan dapat menyelamatkan masyarakat kita dari bahaya gempa.
"Tetapi sayangnya hingga saat ini di seluruh dunia belum ada peneliti perorangan, kelompok riset, maupun lembaga yang mampu dan berhasil memprediksi gempa dengan tepat dan akurat, sehingga prediksi gempa belum dioperasionalkan, dan belum layak diinformasikan kepada masyarakat luas," jelas Daryono.