REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Popularitas ikan hias berwarna-warni di kalangan masyarakat telah menjadi bagian dari gaya hidup mewah. Banyak langkah strategis dalam pengembangan ikan hias.
Ketua Program Studi S3 Ilmu Akukultur, Iis Diatin, mengatakan pemeliharaan ikan pada akuarium di Indonesia dimulai sejak tahun 1922.
Ia memaparkan, saat ini sekitar 6 ribu spesies dan lebih dari 2 miliar ekor ikan hias diperdagangkan di pasar internasional didominasi oleh produksi ikan hias air tawar tropis sebesar 51,7 persen serta sekitar 55 persen pasar ikan hias global dipasok dari Asia.
Indonesia dikenal sebagai negara “mega biodiversitas” dan dijuluki “home for hundred of exotic ornamental fish”, sebanyak 70 persen keanekaragaman ikan hias ditemukan di Indonesia. Iis mengatakan, Indonesia menguasai perdagangan ikan hias dunia sejak sekitar tahun 1960, dengan negara tujuan utama ekspor adalah Singapura dan Jepang.
“Indonesia juga sangat kaya dengan spesies ikan hias asli yang menjadi daya tarik dunia karena langka dan eksotik, namun produksi dan produktivitasnya masih rendah. Produksi ikan hias Indonesia saat ini masih didominasi ikan introduksi air tawar sekitar 700 spesies,” paparnya.
Di samping itu, kata dia, popularitas ikan hias berwarna-warni di kalangan masyarakat milenium telah menjadi bagian dari gaya hidup mewah, yang menghabiskan waktu di rumah karena adanya pembatasan aktivitas sosial. Serta fungsi ikan hias sebagai terapeutik dan penghilang stress telah mendorong meningkatnya permintaan dan pertumbuhan bisnis ikan hias.
“Selama pandemi covid, ekspor ikan hias Indonesia meningkat mencapai sekitar 15 persen,” sebut Iis.
Budidaya ikan hias memiliki beberapa keunggulan, diantaranya dapat dilakukan pada budidaya skala kecil, baik di pedesaan maupun di perkotaan dengan lahan terbatas. Menunjukkan bahwa usaha budidaya ikan hias dapat menjadi sumber pendapatan masyarakat dan sumber devisa negara.