REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) menanggapi isu reshuffle atau perombakan kabinet yang dikabarkan akan segera dilakukan. Usai meresmikan masjid At-Taufiq PDI Perjuangan di Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Rabu (8/6), Jokowi mengaku belum akan melakukan reshuffle dalam waktu dekat.
“Belum, belum,” kata Jokowi singkat, kepada wartawan.
Isu reshuffle ini kembali muncul setelah Menteri Sekretaris Negara Pratikno membuka suara terkait hal ini seusai rapat kerjanya bersama DPR pekan lali. Saat itu, ia tak membantah maupun membenarkan ketika ditanya kabar adanya reshuffle pada 15 Juni mendatang.
“15 Juni? Sekarang tanggal berapa? Ya nanti kalau sudah ada jadwal, kita bocorin dikit-dikit,” kata Pratikno usai mengikuti rapat bersama Komisi II DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (3/6/2022).
Namun, ketika disinggung mengenai sejumlah nama menteri yang akan diganti, Praktino enggan menjawabnya. Praktino hanya mengatakan bahwa terdapat banyak masalah yang harus diselesaikan pemerintah.
“Kita fokus banyak sekali permasalahan yang harus ditanggapi secara cepat. Ekonomi global sangat dinamis, kita harus responsif, pandemi juga kita harus sangat antisipatif. Jadi kita fokus kerja,” ujar dia.
Center for Strategic and International Studies (CSIS) merespons soal kabar reshuffle kabinet Indonesia Maju Jilid II. Kepala Departemen Politik dan Perubahan Sosial CSIS, Arya Fernandes, menilai Presiden Jokowi akan sangat berhati-hati me-reshuffle kabinetnya.
"Pertama karena masa waktu sisa pemerintah yang lebih kurang sekitar satu sampai dua tahun terlalu beresiko buat presiden untuk melakukan reshuffle yang punya efek pada dukungannya di parlemennya," kata Arya dalam diskusi daring, Rabu (8/6/2022).
Termasuk, kata Arya, me-reshuffle menteri-menteri yang berasal dari Partai Nasdem. Sebab, menurutnya terlalu beresiko jika Presiden Jokowi me-reshuffle menteri dari Nasdem dari jajaran kabinetnya
"Apalagi kalau me-reshuffle Nasdem tanpa memberikan konsesi politik. Dugaan saya itu tidak akan dilakukan presiden," ujarnya.