Selasa 07 Jun 2022 14:48 WIB

Pengamat: Manuver SBY ke Nasdem Buka Peluang Poros Selain KIB

Namun, masih banyak celah untuk terbentuknya poros lain di pilpres 2024.

Rep: Amri Amrullah / Red: Agus Yulianto
Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) bertemu dengan Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh di Kantor DPP Partai Nasdem, Jakarta, Ahad (5/6) malam.
Foto: Istimewa
Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) bertemu dengan Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh di Kantor DPP Partai Nasdem, Jakarta, Ahad (5/6) malam.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Silaturahmi politik yang dilakukan Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, yang juga mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ke Ketua Umum Nasdem Surya Paloh kemarin, membuka peluang adanya poros lain pasangan calon presiden (capres) dan wakil presiden (cawapres). Paslon lain yang dimaksud selain poros Koalisi Indonesia Bersatu yang diwaktu hampir bersamaan menggelar silaturahmi nasional (Silatnas).

Direktur Eksekutif Trias Politika Strategis Agung Baskoro mengungkapkan, Silatnas KIB yang turut mengundang Ketua Kelompok Relawan Projo dan Luhut Binsar Panjaitan (LBP). Keduanya merupakan pendukung solid Presiden Jokowi, hingga kini dua periode serta terlibat aktif dalam implementasi kebijakan dua periode Jokowi.

Sementara itu, menurut dia, silaturahim SBY ke Surya Paloh yang berdurasi lama dan penuh privasi, membuka spekulasi poros capres baru. Publik tentu susah untuk tidak mengaitkan kedua peristiwa politik ini dalam konstelasi dinamika koalisi jelang 2024.

"Apalagi kedua pertemuan di atas baik oleh KIB maupun Nasdem, sama-sama semakin mengerucutkan Capres yang didukung," kata Agus kepada wartawan, Selasa (7/6/2022).

Di sisi KIB, lanjut dia, kehadiran Ketum Projo di Silatnas KIB semakin memperjelas kelompok relawan ini. Menurut dia, kemungkinan besar akan memberikan dukungan kepada Ganjar Pranowo sebagai capres yang saat ini memiliki elektabilitas tinggi, namun masih mendapat resistensi kuat di internal PDIP.

Realitas politik lainnya diperkuat oleh fakta para ketua-ketua partai KIB yang berhasrat maju sebagai capres belum memiliki elektabilitas yang memadai untuk bertanding. Di sisi Nasdem, ada beberapa nama capres yang memang sempat mengemuka, walaupun keputusan akhirnya untuk capres akan dieksekusi pada rakernas pekan depan (15-17/6/2022).

"Di titik inilah, poros baru yang digalang Nasdem bisa muncul atas nama kepentingan politik dan aspirasi publik untuk menghindarkan pertarungan head to head," katanya.

Namun, bila Nasdem akhirnya merapat ke KIB atau Non-KIB, maka peluang poros lain juga masih kemungkinan terbentuk dengan adanya oposisi di Demokrat dan PKS. Sementara partai pemerintah lain yang belum melakukan manuver seperti PDIP dan Gerindra serta PKB masih memiliki peluang besar mendapatkan syarat pencalonan.

Jadi, masih banyak celah untuk terbentuknya poros lain di pilpres 2024. Karena, diakui dia, selama ini, penentuan koalisi dan capres terjadi di detik-detik akhir. Sehingga, untuk mengubah kultur politik tersebut membutuhkan ikhtiar besar dari seluruh ketua umum bersama perangkat pendukung di depan dan di belakang panggung politik.

"Drama dan dinamika koalisi ini akan terus berlanjut menimbang KIB semakin solid sebagai koalisi politik pertama jelang Pilpres. Namun, dalam kontes elektoral yang ketat dan tarikan politik yang kuat baik secara eksternal maupun internal semua hal masih bisa terjadi," paparnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement