Jumat 03 Jun 2022 08:36 WIB

MPR: PPHN Jamin Kesinambungan Pembangunan

PPHN, mencoba mengaktualisasikan Pancasila ke dalam kerangka operatif.

Rep: nawir arsyad akbar/ Red: Hiru Muhammad
Ketua MPR Bambang Soesatyo (Bamsoet)  Ketua Majelis Perwakilan Rakyat (MPR) Bambang Soesatyo mengatakan, perlu adanya kesinambungan dalam pembangunan di Indonesia. Keterpaduan pembangunan dari setiap pemimpin ke pemimpin yang lain itu membutuhkan pedoman, salah satunya lewat Pokok-Pokok Haluan Negara (PPHN).
Foto: MPR
Ketua MPR Bambang Soesatyo (Bamsoet) Ketua Majelis Perwakilan Rakyat (MPR) Bambang Soesatyo mengatakan, perlu adanya kesinambungan dalam pembangunan di Indonesia. Keterpaduan pembangunan dari setiap pemimpin ke pemimpin yang lain itu membutuhkan pedoman, salah satunya lewat Pokok-Pokok Haluan Negara (PPHN).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Majelis Perwakilan Rakyat (MPR) Bambang Soesatyo mengatakan, perlu adanya kesinambungan dalam pembangunan di Indonesia. Keterpaduan pembangunan dari setiap pemimpin ke pemimpin yang lain itu membutuhkan pedoman, salah satunya lewat Pokok-Pokok Haluan Negara (PPHN).

"PPHN yang dirintis  MPR adalah dalam rangka menjamin kesinambungan dan keterpaduan pembangunan antarperiode kepemimpinan, tanpa bergantung pada momen elektoral," ujar pria yang akrab disapa Bamsoet itu dalam acara Sarasehan Pancasila di Gedung Nusantara IV, Kompleks Parlemen, Jakarta, Kamis (2/6).

Baca Juga

PPHN, jelas Bamsoet, mencoba mengaktualisasikan Pancasila ke dalam kerangka operatif. Terutama dengan cara mempertemukan nilai-nilai luhur falsafah bangsa dengan aturan dasar yang diatur dalam konstitusi.

Dengan paradigma Pancasila yang diaktualisasikan dalam PPHN tersebut akan menjadi arahan dalam pencapaian tujuan bernegara. Salah satu yang utama adalah mewujudkan Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan makmur."Sekali lagi kita memerlukan perencanaan berjangka panjang secara berkesinambungan," ujar Bamsoet.

PPHN dinilainya penting, karena ideologi politik-ekonomi global saat ini penuh dengan disrupsi dan kompetisi. Persaingan akan semakin tajam dan memanas antarnegara yang berebut investasi, teknologi, pasar, dan sumber daya.

Dalam era disrupsi yang penuh dengan ketidakpastian itu, kemapanan dapat atau tidak mungkin bisa saja terjadi. Jenis pekerjaan bisa berubah setiap saat, karena perkembangan zaman yang sangat pesat.

"Kita untuk patut bersyukur bahwa bangsa Indonesia memiliki identitas yang berbasis pada nilai-nilai luhur ke Indonesia yang berakar daripada Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan Bhineka tunggal Ika," ujar Bamsoet.

Dengan empat konsensus tersebut, membuat seluruh elemen di tanah air berada dalam sebuah rumah besar kebangsaan yang bernama Indonesia. "Jutaan penduduk dengan ragam kemajemukan tetap merepresentasikan satu bangsa yang hidup dalam satu tanah air dan dipersatukan oleh satu bahasa persatuan," ujar Bamsoet.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement