Selasa 17 May 2022 21:06 WIB

Menkes : 99,2 persen Masyarakat Miliki Antibodi dan Kadar Antibodi Tinggi

Masyarakat rentan atau komorbid diminta tetap memakai masker

Rep: fauziah mursid/ Red: Hiru Muhammad
Petugas medis memeriksa kesehatan pengunjung sebelum disuntik vaksin COVID-19 di obyek wisata Dermaga Kereng Bangkirai Sebangau, Palangka Raya, Kalimantan Tengah, Selasa (3/5/2022). Pemda setempat menggelar vaksinasi di sejumlah obyek wisata di kota tersebut selama libur Lebaran guna mempermudah warga mendapatkan pelayanan vaksinasi sekaligus mendukung upaya pemerintah dalam mempercepat penanggulangan pandemi COVID-19.
Foto: ANTARA/Makna Zaezar
Petugas medis memeriksa kesehatan pengunjung sebelum disuntik vaksin COVID-19 di obyek wisata Dermaga Kereng Bangkirai Sebangau, Palangka Raya, Kalimantan Tengah, Selasa (3/5/2022). Pemda setempat menggelar vaksinasi di sejumlah obyek wisata di kota tersebut selama libur Lebaran guna mempermudah warga mendapatkan pelayanan vaksinasi sekaligus mendukung upaya pemerintah dalam mempercepat penanggulangan pandemi COVID-19.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengungkap latarbelakang pemerintah mengambil langkah-langkah transisi secara bertahap yakni pelonggaran masker. Menkes mengungkap, salah satu alasannya adalah imunitas masyarakat Indonesia terhadap varian baru Omicron relatif cukup baik.

Menurut Menkes, hal ini sudah terkonfirmasi dengan dua kali sero survei yang dilakukan pemerintah saat Desember 2021 dan sebelum mudik lebaran khususnya untuk masyarakat di Jawa-Bali. Pada sero survei Desember, sekitar 93 persen sudah memiliki antibodi baik berasal dari vaksinasi maupun infeksi.

Baca Juga

"Nah sebelum mudik lebaran sero survei berikutnya untuk melihat kondisi di grup orang yang sama, ternyata naik dari 93 persen menjadi 99,2 persen," ujar Menkes dalam keterangan persnya, Selasa (17/5/2022).

Menkes melanjutkan, data menunjukkan bukan hanya jumlah populasi masyarakat yang memiliki antibodi lebih banyak tetapi juga titer atau kadar antibodi pada masyarakat jauh lebih tinggi.

Ia menjelaskan, jika pada sero survei Desember rata-rata kadar antibodinya dalam orde ratusan sekitar 500-600 tetapi pada Maret 2022, meningkat dalam orde ribuan."Kita ukur untuk grup yang sama kadar antibodinya naik ke orde ribuan mungkin 7-8 ribu ordenya," kata Budi Gunadi.

Hal ini kata Menkes, membuktikan masyarakat Indonesia, selain telah banyak memiliki antibodinya tetapi juga kadar antibodinya naik lebih tinggi. Ini terjadi karena banyak masyarakat yang sudah divaksinasi kemudian terinfeksi varian Omicron.

Berdasarkan hasil riset seluruh dunia menyebut kombinasi dari vaksinasi ditambah infeksi akan membentuk yang disebut super immunity sehingga kekebalannya atau kadar antibodinya tinggi dan bisa bertahan lama.

Pemerintah juga kata Budi, mengamati semakin menurunnya kasus Covid-19 di Indonesia, dibandingkan negara lainnya yang kasusnya relatif masih tinggi untuk jenis varian yang sama di Indonesia.

Menurutnya, selama ini kenaikan kasus Covid-19 disebabkan karena adanya varian baru dan bukan karena adanya  hajat besar seperti lebaran dan tahun baru. Terbukti, saat ini terjadi lonjakan kasus di AS, Jepang, Taiwan, Cina lantaran dari sub-varian BA2 Omicron."Sehingga dengan demikian kita melihat secara bertahap kita bisa mulailah melakukan langkah-langkah transisi awal dari pandemi menjadi endemi," kata Budi.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo mengumumkan pemerintah membolehkan tidak memakai masker di luar ruangan atau area terbuka. Presiden Jokowi mengatakan, kebijakan ini diambil dengan memperhatikan kondisi pandemi Covid-19 di Indonesia yang saat ini terkendali."Pemerintah memutuskan untuk melonggarkan kebijakan pemakaian  masker. Jika masyarakat sedang beraktivitas di luar ruangan atau area terbuka yang tidak padat orang maka diperbolehkan untuk tidak menggunakan masker," kata Presiden Jokowi dalam keterangan persnya secara daring, Selasa (17/5/2022).

Namun, Presiden Jokowi mengatakan, untuk kegiatan di ruangan tertutup dan transportasi publik tetap harus menggunakan masker. Jokowi juga meminta untuk masyarakat yang masuk kategori kelompok rentan seperti lansia, memiliki riwayat penyakit komorbid untuk tetap menggunakan masker.

"Saya tetap menyarankan untuk menggunakan masker saat beraktivitas. Demikian juga bagi masyarakat yang mengalami gejala batuk dan pilek maka tetap harus menggunakan masker ketika melakukan aktivitas," ujar Jokowi.

Selain itu, Pemerintah juga memberi kelonggaran untuk masyarakat yang sudah divaksinasi lengkap, tidak perlu melakukan tes Covid-19."Bagi pelaku perjalanan dalam negeri dan luar negeri yang sudah mendapatkan dosis vaksinasi lengkap maka sudah tidak perlu untuk melakukan tes swab PCR maupun antigen," kata Jokowi.

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement