Jumat 13 May 2022 21:07 WIB

560 Keluarga di Wilayah Terpencil Sulawesi Selatan Teraliri Listrik

Membangun jaringan kelistrikan di desa tersebut tidaklah mudah.

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Ilham Tirta
Petugas PT PLN melakukan pemasangan jaringan listrik untuk rumah tangga (ilustrasi).
Foto: dok. PLN UID Jateng & DIY
Petugas PT PLN melakukan pemasangan jaringan listrik untuk rumah tangga (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT PLN (Persero) terus menghadirkan listrik hingga ke pelosok negeri. Kali ini, perseroan berhasil melistriki 560 keluarga yang bermukim di wilayah terpencil Sulawesi Selatan dengan investasi sebesar Rp 3,6 miliar dari dukungan pemerintah melalui Penyertaan Modal Negara (PMN).

General Manager PLN Unit Induk Wilayah (UIW) Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi Barat (Sulselrabar), Awaluddin Hafid mengatakan, wilayah terpencil yang dilistriki PLN terdiri dari 5 desa dan 2 dusun. Sebanyak 560 kepala keluarga telah menikmati listrik.

Baca Juga

Desa dan dusun tersebut antara lain Desa Pationgi, Dusun Dunru dan Dusun Mallenreng di Kabupaten Bone, Desa Bontosomba dan Desa Cenrana di Kabupaten Maros. Kemudian Desa Leppangeng di Kabupaten Sidrap serta Desa Letta di Kabupaten Pinrang.

"Kehadiran listrik di desa daerah terpencil ini dapat memperluas pemerataan kelistrikan. Hingga April 2022, total rasio elektrifikasi di Sulawesi Selatan telah mencapai 99,78 persen," ujar Awaluddin.

Untuk melistriki tujuh desa dan dusun ini membutuhkan pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan, yaitu jaringan tegangan menengah (JTM) sepanjang 32,81 kilometer sirkuit (kms), jaringan tegangan rendah (JTR) sepanjang 11,41 kms, serta 9 unit gardu distribusi dengan total kapasitas sebesar 325 kilo Volt Ampere (kVA).

Ini merupakan tahap awal dari investasi PMN yang dilakukan PLN dalam meningkatkan rasio elektrifikasi dan rasio desa berlistrik sebagai dari pemerintah. PLN merupakan BUMN yang menjalankan Public Service Obligation atau PSO dan fungsi sosial dalam rangka pemerataan pembangunan, meningkatkan kualitas hidup masyarakat, dan menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi daerah.

Awaluddin mengungkapkan, membangun jaringan kelistrikan di desa tersebut tidaklah mudah. Tim PLN harus menghadapi beragam tantangan, salah satunya masalah geografis dengan medan yang berat. Namun, tantangan tersebut tetap ditempuh dengan tujuan mandat pendorong pertumbuhan ekonomi yang diemban PLN.

Salah satunya saat pembangunan di Dusun Dunru, Kabupaten Bone terjadi longsor di beberapa titik lokasi akibat hujan deras terus menerus. Selain itu di Desa Cenrana, Kabupaten Maros jembatan penyeberangan yang digunakan untuk memobilisasi material sempat mengalami kerusakan.

"Tantangan tersebut tentunya tidak menyurutkan kami untuk melistriki hingga ke pelosok," kata Awaluddin.

Awaluddin pun optimistis kehadiran listrik dapat menggerakkan perekonomian warga sehingga dapat memacu pertumbuhan ekonomi daerah. Selain itu, dengan adanya akses listrik maka akan mampu meningkatkan kualitas hidup masyarakat, meningkatkan akses pendidikan, kesehatan serta tentunya akses informasi.

"Kami bersyukur berkat dukungan masyarakat dan stakeholder, listrik dapat dinikmati di desa -desa tersebut. PLN berkomitmen untuk melistriki desa demi desa di daerah 3T untuk tercapainya kesejahteraan masyarakat luas, serta anak-anak dapat belajar di malam hari," katanya.

Seorang tokoh masyarakat di Desa Cenrana, Maros, A Syarifuddin menyampaikan rasa syukurnya karena desanya telah terlistriki. “Kami ucapkan terima kasih  kepada PLN dan seluruh pihak yang telah membantu suksesnya pembangunan jaringan listrik ini," kata Syarifuddin.

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement