REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dosen Ilmu Politik Universitas Brawijaya, Wawan Sobari, mengatakan, berdasarkan tiga hasil survei yang dilakukan Indopol Survey and Consulting, Indikator Politik Indonesia, dan Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC), hanya ada tiga figur yang berpotensi kuat maju sebagai capres dan cawapres. Untuk capres, muncul nama Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto, dan Anies Baswedan, sedangkan untuk cawapres ada nama Erick Thohir, Sandiaga S Uno, dan Ridwan Kamil.
Adapun Wawan menyebut figur Puan Maharani belum menjadi faktor pendongkrak untuk menjadi cawapres. Meski cukup populer, Wawan menilai tingkat kesukaan masyarakat terhadap Puan belum secemerlang tiga kandidat teratas lainnya. Kemungkinan, ucap Wawan, kinerja Puan selama ini masih bertumpu pada jejaring partai politik (parpol).
"Jika dibandingkan dengan Erick Thohir yang sampai saat ini tidak menggunakan jejaring parpol, figur Erick di mata publik sudah sangat kuat. Ini bukti Erick dan timnya berkerja cukup gencar untuk meningkatkan elektabilitas, mirip yang dilakukan Ganjar dan Ridwan Kamil," ujar Wawan di Jakarta, Selasa (7/5/2022).
Wawan menyebut tingkat kesukaan publik terhadap Erick dan Ganjar terlihat dalam munculnya kelompok relawan di sejumlah daerah. Wawan menilai kedua figur tersebut memiliki potensi kuat berpasangan dan saling melengkapi dalam ajang Pilpres 2024.
"Figur Erick tak bisa dilepaskan dari pengusaha yang sukses. Ditambah Erick diasosiasikan sebagai tokoh yang berasal dari luar Jawa," kata Wawan.
Berdasarkan survei IndoPol pada Januari 2022, kata Wawan, popularitas dan tingkat kesukaan terhadap Ganjar masih berkutat di wilayah Jawa. Untuk itu, keberadaan Erick disebut mampu mendongkrak popularitas Ganjar di luar Jawa.
Tak hanya populer, Wawan menilai Erick juga memiliki modal kapital dan tren elektabilitas yang terus menanjak seiring meningkatnya kinerja BUMN.
"Kepopuleran Erick di mata masyarakat akan terus meningkat. Erick memiliki modal yang sangat bagus yang tidak dimiliki tokoh lainnya. Kekuatan kapital Erick tak dimiliki oleh figur lain seperti AHY. AHY hanya memiliki modal parpol saja," kata Wawan.
Wawan menyarankan Erick harus terus bekerja keras dan memiliki strategi untuk membumi ke masyarakat. Itu karena saat ini figur elite masih melekat di Erick. Langkah Erick untuk menyambangi kyai dan pondok pesantren suatu langkah yang patut diapresiasi.
"Lebih dari 70 persen calon pemilih hanya mengandalkan emosional. Sedangkan sisanya pemilih kritis atau rasional. Erick yang menjadi anggota Banser merupakan langkah yang harus ia tempuh untuk mendapat perhatian calon pemilih yang mengandalkan emosional atau informasi singkat," ujar Wawan.
Sebelumnya, dikutip dari Antara, survei Indikator Politik Indonesia merilis hasil survei terkait popularitas calon presiden (capres). Dalam survei tersebut, elektabilitas Erick Thohir melesat pesat dari bulan Februari 2022 yang hanya 1,3 persen menjadi 2.4 persen pada bulan April 2022.